Rabu 29 Jul 2020 17:55 WIB

Teknologi Diversifikasi Olahan Jamur Dikembangkan

Usaha budi daya jamur tiram dan merang dijadikan salah satu pilihan rumah tangga.

Masyarakat saat ini tak hanya menggandrungi makanan olahan jamur yang kaya akan vitamin. Nyatanya, mushroom water atau air jamur juga sudah mulai merembet menjadi daya tarik tersendiri (Foto: Jamur yang sudah dikeringkan)
Foto: Needpix
Masyarakat saat ini tak hanya menggandrungi makanan olahan jamur yang kaya akan vitamin. Nyatanya, mushroom water atau air jamur juga sudah mulai merembet menjadi daya tarik tersendiri (Foto: Jamur yang sudah dikeringkan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Jambi (Unja) melakukan pelatihan tentang teknologi budi daya dan diversifikasi produk olahan jamur di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

“Pelatihan ini untuk mempersiapkan sumber pendapatan alternatif bagi sebagian rumah tangga yang berpotensi kehilangan pendapatan sementara selama proses peremajaan kebun sawit,” kata Ketua Pelaksana Pelatihan Ardi Novra di Jambi, Rabu (29/7).

Baca Juga

Pelatihan tersebut dilaksanakan di Desa Dataran Kempas Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pelatihan yang dilaksanakan di areal usaha kelompok tani Karya Trans Mandiri (KTM) juga bertujuan untuk memanfaatkan potensi lokal.

Usaha budi daya jamur tiram dan merang dijadikan salah satu pilihan alternatif sumber pendapatan bagi rumah tangga. Peserta akan diberi pelatihan untuk mengolah jamur tersebut sehingga akan mampu memberi nilai tambah, baik dari segi finansial maupun kesempatan kerja.

Ardi Novra menjelaskan bahwa sela-sela tanaman sawit tua sangat cocok untuk media tanam jamur tiram dan merang. Hal itu karena kondisi iklim mikro yang sesuai dengan syarat tumbuh jamur.

Pengembangan budi daya kedua jenis jamur tersebut disamping memanfaatkan lahan kosong juga memanfaatkan sumber daya lokal untuk media tumbuh seperti serat sawit untuk media tumbuh jamur merang dan rajangan pelepah sawit yang dibuat menjadi baglog untuk media tumbuh jamur tiram.

“Desa Dataran Kempas ditargetkan untuk menjadi kawasan wisata pertanian terpadu berkelanjutan (Sustainable Agro-Edu Tourism) atau biasa disebut SAGE Tourism,” kata Ardi Novra.

Budidaya jamur memiliki prospek yang bagus karena permintaan jamur yang cukup tinggi. Dimana jamur merupakan salah satu jenis bahan pangan yang memiliki cita rasa lezat.

Selain itu, jamur memiliki gizi yang tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan pangan fungsional yang mengandung sembilan jenis asam amino esensial. Serta 72 persen lemak tidak jenuh, mengandung vitamin B1, B2 dan mengandung elemen makro, antara lain K, P,Ca, Na dan Mg.

“Selain itu juga mengandung elemen mikro seperti Cu dan Zn dan terbukti mampu menurunkan kolesterol, gula darah dan juga kanker,” kata narasumber pelatihan Diah Tri Utami.

Sementara itu, staf pengajar jurusan Farmasi Unja Fitrianingsih menjelaskan jamur memiliki karakteristik yang sama dengan sayuran pada umumnya yakni cepat mengalami kerusakan dan berakhir pada kebusukan.Tetapi dengan teknologi dan waktu yang tepat jamur berpotensi menghasilkan produk bernilai ekonomis dan berdaya jual tinggi.

Produk olahan jamur sebagai bahan pangan antara lain saus, keripik, nugget, kaldu, burger serta krispi dan madu jamur. Salah satu produk olahan pangan dari jamur yang berpotensi untuk dikembangkan dan terkait kemudahan dari segi pemasaran adalah produk kaldu jamur.

Sebagai produk untuk kesehatan, berbagai jenis jamur memiliki khasiat untuk membantu penyembuhan penyakit. Diantaranya jamur kuping hitam dan coklat sebagai obat sakit tenggorokan, anemia, saluran pencernaan, demam, dan penguat tulang. Dan jamur kuping putih sebagai obat pencuci darah, penguat paru-paru, saluran pencernaan, dan anti tumor

“Diversifikasi produk olah jamur ini juga merupakan bagian dari upaya penganekaragaman pangan,” kata Fitrianingsih.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement