Rabu 29 Jul 2020 17:31 WIB

Antam Bantah 68 Karyawannya Terinfeksi Covid-19

Antam memastikan berkomitmen melakukan pencegahan Covid-19.

PT Antam mengklarifikasi kabar adanya 68 karyawannya yang terinfeksi Covid-19. Sebelumnya beredar kabar, Antam termasuk dalam klaster perkantoran yang terpapar Covid-19.
Foto: www.freepik.com
PT Antam mengklarifikasi kabar adanya 68 karyawannya yang terinfeksi Covid-19. Sebelumnya beredar kabar, Antam termasuk dalam klaster perkantoran yang terpapar Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang mengklarifikasi pemberitaan terkait adanya karyawan Antam di kantor pusat di Jakarta yang positif Covid-19. Dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (29/7), Sekretaris Perusahaan PT Antam Kunto Hendrapawoko, mengatakan kabar adanya 68 kasus Covid-19 di Antam tidak sesuai dengan data perusahaan.

"Per tanggal 26 Juli 2020, tidak ada kasus terkonfirmasi positif pekerja dan tenaga alih daya Antam di Kantor Pusat Jakarta," ujar Kunto.

Baca Juga

Antam melakukan upaya untuk mencegah Covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Langkah tersebut dilakukan tidak hanya di kantor tapi juga di area tambang dan pabrik.

Langkah tersebut mencakup penyediaan wastafel untuk cuci tangan, kewajiban penggunaan masker, penerapan batas jarak fisik, hingga pemberian vitamin dan keharusan cek suhu. PT Antam juga secara berkala melakukan rapid test dan tes usap ke pekerja.

Dalam keterangan pers hari ini, tim pakar Satuan tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Dr Dewi Nur Aisyah mengatakan hingga 28 Juli 2020 ditemukan 90 klaster perkantoran di DKI Jakarta. Total kasus dari 90 perkantoran tersebut adalah 459 orang positif Covid-19.

"Ini kalau kita lihat angkanya hampir 10 kali lipat atau ada penambahan 416 kasus sebelum masa PSBB diterapkan yang hanya 43 kasus," kata dia, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan terdapat dua kemungkinan penyebab peningkatan kasus tersebut. Pertama, bisa jadi di lingkungan perkantoran ada orang yang positif kemudian menularkan pada orang lain.

Orang yang positif tersebut, ujar dia, kemungkinan bisa juga telah terpapar selama di perjalanan menuju kantor misalnya di transportasi umum dan sebagainya. "Kemudian bisa juga ia terpapar di lingkungan rumah," katanya.

Kemungkinan tertular di lingkungan perkantoran cukup tinggi apalagi sesama karyawan sudah saling berkumpul. Ditambah lagi ventilasi udara kurang bekerja dengan optimal sehingga siklus udara kurang bagus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement