Rabu 29 Jul 2020 17:28 WIB

Harga Emas Naik, Tren Jual Beli Emas Pegadaian Ikut Naik

Sepanjang semester I, jumlah saldo emas nasabah bertambah lima ton.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Petugas Pegadaian menujukkan logam mulia emas batangan di kantor PT Pegadaian, Jakarta, Selasa (11/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas Pegadaian menujukkan logam mulia emas batangan di kantor PT Pegadaian, Jakarta, Selasa (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas semakin gemilang dalam beberapa waktu terakhir. Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian, Teguh Wahyono menyampaikan ini membuat tren jual beli emas semakin meningkat.

"Terlihat dari nasabah kita dalam enam bulan itu menambah 1,2 juta dengan saldo emas total lima ton," katanya dalam paparan kinerja Semester I 2020, Rabu (29/7).

Baca Juga

Dari sisi nilai rata-rata per akun tabungan emas pun cukup menarik yakni sekitar 1,7 gram dan didominasi oleh usia milenial. Ini berarti, kata Teguh, peningkatan jumlah nasabah berasal dari kalangan penabung atau investor pemula pemuda.

Sementara itu, penjualan emas dalam enam bulan terakhir telah mencapai sekitar 10 ton. Artinya, kenaikan harga emas juga banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mengambil keuntungan, juga seiring dengan kondisi saat ini yang butuh dana segar.

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo menambahkan, kenaikan tren jual beli emas di Pegadaian memang naik signifikan. Dalam 3-4 bulan terakhir, deposit emas atau simpanan emas tidak banyak berubah antara 4,8-4,9 ton.

"Artinya disamping nasabah banyak beli banyak juga yang jual atau dicairkan, khususnya sekitar bulan Juni," katanya.

Menurut Harianto, kondisi ini menarik karena masyarakat sudah sadar untuk mengalokasikan asetnya dalam bentuk emas. Di Pegadaian, produk emas punya dua bisnis model, yakni jual beli yang dikelola oleh anak usaha Galeri 24 dan gadai.

Untuk segmen gadai, kenaikan harga emas di market berpengaruh pada penentuan taksiran pembiayaan yang diberikan berdasarkan harga emas. Dengan jumlah emas yang sama, seiring kenaikan harga emas maka akan dapat plafon pinjaman lebih besar.

"Belum semua memanfaatkan ini, padahal nasabah bisa top up plafonnya sampai 10-15 persen," katanya.

Meski jadi peluang nasabah untuk perbesar pinjaman, ini tidak serta merta berbuah pada kenaikan jumlah pembiayaan yang disalurkan. Kenaikan pertumbuhan nasabah dalam masa ini mencapai satu persen namun nominal atau outstanding naik tiga persen, merupakan akumulasi karena gadai dan kenaikan harga emas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement