Rabu 29 Jul 2020 15:47 WIB

PGN Ambil Peran Pemulihan Ekonomi Nasional

Suplai gas untuk sektor-sektor industri pada bulan Juni 2020 sudah mulai meningkat

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
T Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai bagian dari Holding Migas Pertamina dan perannya sebagai sub holding gas, berkomitmen untuk ikut andil dalam upaya pemulihan perekonomian nasional.
Foto: Antara
T Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai bagian dari Holding Migas Pertamina dan perannya sebagai sub holding gas, berkomitmen untuk ikut andil dalam upaya pemulihan perekonomian nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap seluruh sektor, terutama penurunan perekonomian dalam negeri. Oleh karena itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai bagian dari Holding Migas Pertamina dan perannya sebagai sub holding gas, berkomitmen untuk ikut andil dalam upaya pemulihan perekonomian nasional.

Direktur Komersial PGN, Faris Aziz, menjelaskan PGN sebagai subholding gas berupaya dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Meksi tak bisa dipungkiri, Covid-19 mempengaruhi supply chain gas bumi domestik. PGN dan sebagian besar industri pengguna gas terdampak signifikan, baik secara kinerja dan finansial perusahaan.

“Pak Herman sudah menyampaikan mengenai tripple shock, dan PGN merasakannya. Kondisi demand mengalami penurunan di seluruh sektor pelanggan, khususnya pelanggan industri. Kemudian juga terjadi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang berdampak pada harga migas,” ungkap Faris, Rabu (29/7).

Faris menjelaskan bahwa bisnis migas adalah bisnis padat modal. PGN sebagai badan usaha di midstream, memerlukan keberlanjutan jangka panjang terhadap bisnis ini. Oleh karena itu, PGN tentu harus bisa mengelola take or pay dari pemasok hulu, sementara demand di hilir cenderung mengalami penurunan.

“Demand mengalami penurunan yang cukup tajam, khususnya di bulan April dan Mei 2020, yaitu sekitar 15 persen, sehingga PGN harus bisa menata kembali pengelolaan bisnis dan memastikan kehandalan infrastruktur yang ada,” ungkap Faris.

Meski sempat mengalami penurunan demand, Faris mengungkapkan bahwa suplai gas untuk sektor-sektor industri pada bulan Juni 2020 sudah mulai meningkat. Pada periode Januari - Februari 2020, sebetulnya sudah lebih baik dari tahun 2019. Kemudian mulai bulan Maret 2020, kondisi COVID-19 sudah mulai menimbulkan dampak sehingga suplai PGN menurun.

“Mudah-mudahan puncaknya hanya di bulan Mei 2020 dan sudah ada trend yang semakin baik seiring dengan upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional melalui Program Ekonomi Nasional (PEN). Hal ini memberikan rasa optimisme bagi PGN, sehingga sektor-sektor industri mulai menggeliat kembali. Rata-rata Januari - Juni 2020, suplai gas bumi ke PGN sebesar 735 BBTUD,” ungkap Faris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement