Rabu 29 Jul 2020 13:57 WIB

Kisah Orang Terkaya: Jack Ma, Pendiri Alibaba Berharta Rp700 T

Banyak pengusaha yang menjulukinya 'Crazy Jack' karena ide-ide bisnis supergila.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kisah Orang Terkaya: Jack Ma, Pendiri Alibaba Berharta Rp700 T. (FOTO: Reuters)
Kisah Orang Terkaya: Jack Ma, Pendiri Alibaba Berharta Rp700 T. (FOTO: Reuters)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Pendiri Alibaba, Jack Ma menjadi sosok yang inspiratif bagi banyak orang. Bermula sebagai guru bahasa Inggris, kini Jack Ma dinobatkan sebagai orang terkaya kedua di China dengan harta 47,8 miliar dolar AS atau hampir Rp 700 triliun berdasarkan laporan Forbes.

Pria kelahiran Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok, 10 September 1964 ini tumbuh dan besar dari keluarga yang sangat sederhana. Orang tuanya adalah pemusik dan pendongeng tradisional, ayahnya hanya mendapatkan tunjangan pensiunan bulanan sebesar sekitar Rp 500.000 untuk menghidupi keluarganya.

Baca Juga: Startup Jack Ma Melantai Bursa, Valuasinya Capai Rp2.200 Triliun!

Pada tahun 1980-an, China baru membuka diri terhadap bangsa barat. Semasa hidupnya, dia pun harus berhadapan dengan berbagai masalah.

Seperti Ma harus pasrah ditolak di setiap sekolah, tempat dia ingin belajar. Bahkan sejak sekolah dasar, dia sudah menerima penolakan karena ujian matematikanya yang tak begitu baik. Tapi Ma bertahan dan melaluinya. Sejak usia 12 Jack Ma sudah tertarik dengan bahasa Inggris.

Hingga usianya menginjak 20 tahun, dia mengendarai sepedanya selama 40 menit ke hotel di mana dia dapat belajar bahasa Inggris dan menjadi tour guide bagi turis asing.

Delapan tahun bergaul bersama banyak turis asing benar-benar mengubah cara pandangnya mengenai hidup. Ma merasa dirinya berpikir lebih terbuka dibandingkan kebanyakan penduduk China lain. Apa yang diceritakan para turis sangat berbeda dengan apa yang dipelajari Ma dari para guru dan buku di sekolah.

Selanjutnya dia mendaftar ke Universitas Keguruan Hangzhou. Di sana ia belajar menjadi guru sekolah menengah. Lulus dari Universitas dengan gelar Sarjana bahasa Inggris, dia ditugaskan mengajar di universitas. Ketika itu gaji Ma sebulan hanya sebesar 100-120 renminbi, setara dengan Rp 114.000 - Rp 142.500 per bulan.

Pada tahun 1992, saat perekonomian China mulai bertumbuh, dia mencoba melamar di berbagai pekerjaan, akhirnya ia menjadi sekretaris general manager gerai penjual ayam goreng Kentucky Fried Chicken. Disinilah ia bekenalan dengan komputer dan internet.

Baca Juga: Jack Ma Tergeser dari Posisi No 2 Terkaya di China, Digantikan oleh Pria Ini!

Ketika dia mencari kata "beer" di mesin pencari Yahoo, dia menemukan kenyataan bahwa tidak ada data tentang China. Akhirnya dia tertarik pada komputer dan meminjam uang 2.000 dollar AS dari kerabatnya untuk mendirikan perusahaan komputer. Padahal dia tidak mengerti tentang komputer ataupun surat elektronik, bahkan dia tidak pernah menyentuh keyboard komputer sebelumnya.

Setelah mengenal internet inilah, dia memutuskan untuk memfasilitasi para pedagangan Tiongkok menjual barang ke luar negeri melalui dunia maya, hingga ia mendirikan Alibaba.

Hanya dalam beberapa jam saja, dia menerima banyak surat elektronik (email) yang cukup membantunya membangun situs tersebut.

Situs pertamanya, Alibaba.com, merupakan tempat pertama yang menghubungkan para eksportir China dengan para pembeli di luar negeri. Perusahaannya juga mampu dengan cepat menarik para investor.

Tanpa berbekal pengetahuan di bidang teknologi dan komputerisasi, Jack Ma ternyata mampu menjadi pendiri retailer online terbesar di China hingga jadilah Alibaba Group. Berkat bisnisnya itu, mantan guru bahasa Inggris ini sukses menjadi salah satu miliarder terkaya di dunia.

Banyak pengusaha yang menjulukinya sebagai 'Crazy Jack' karena ide-ide bisnis super gila dan fantastis yang dilontarkannya.

Kini, Jack Ma menduduki peringkat orang terkaya ke-17 dunia versi Forbes dengan kekayaan 47,8 miliar dolar AS atau hampir setara dengan Rp 700 triliun.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement