Rabu 29 Jul 2020 09:58 WIB

Hong Kong di Ambang Gelombang Besar Wabah Virus Corona

Hong Kong memperingatkan ancaman robohnya sistem rumah sakit akibat wabah corona

Red: Nur Aini
Seorang warga melintasi rak tisu yang kosong di sebuah supermarket di Hong Kong, Kamis, (6/2). Warga memborong berbagai kebutuhan dasar di toko-toko seiring merebaknya wabah virus corona dari China daratan.
Foto: VIncent Vu/AP
Seorang warga melintasi rak tisu yang kosong di sebuah supermarket di Hong Kong, Kamis, (6/2). Warga memborong berbagai kebutuhan dasar di toko-toko seiring merebaknya wabah virus corona dari China daratan.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemimpin otoritas Hong Kong, Carrie Lam, memperingatkan warganya bahwa wilayah itu berada di ambang gelombang besar wabah virus corona, Covid-19.

“Kita tengah berada di ambang wabah penularan lokal dalam skala besar, yang mungkin mengarah pada robohnya sistem rumah sakit dan biaya hidup, khususnya bagi para lanjut usia,” kata Lam melalui sebuah pernyataan Selasa (28/7) malam.

Baca Juga

Lam meminta warganya untuk sebisa mungkin tetap berada di dalam rumah selagi aturan pembatasan baru yang ketat mulai berlaku pada Rabu. Aturan baru itu melarang perkumpulan lebih dari dua orang dan kegiatan makan di restoran tertutup serta mewajibkan penggunaan masker di tempat-tempat umum.

“Untuk melindungi orang-orang yang kita sayangi, para staf layanan kesehatan, dan Hong Kong itu sendiri, saya meminta anda sekalian untuk mematuhi aturan pembatasan sosial serta sedapat mungkin diam di rumah saja,” kata Lam.

Otoritas Hong Kong juga memperketat aturan mengenai pengujian deteksi Covid-19 dan karantina bagi para kru kapal dan pesawat, dengan dimulainya masa berlaku pada hari yang sama. Sejumlah aturan baru tersebut akan berlaku, setidaknya, hingga tujuh hari. Otoritas kota mengumumkannya pada Senin (27/7) lalu, usai terjadi lonjakan kasus infeksi penularan lokal selama tiga pekan terakhir.

Pada 28 Juli, Hong Kong mencatatkan sebanyak 106 kasus Covid-19, dengan 98 kasus terjadi secara lokal. Secara akumulatif, kini sekitar 2.880 orang terinfeksi virus tersebut, dan 23 di antaranya meninggal dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement