Rabu 29 Jul 2020 08:20 WIB

Pasar Tunggu Pengumuman The Fed, Dolar AS Menguat Tipis

Indeks dolar AS naik 0,02 persen menjadi 93,6955.

Mata uang dolar AS naik tipis terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (28/7). Dolar AS rebound setelah sehari sebelumnya jatuh, karena para pelaku pasar mengamati pertemuan kebijakan utama Federal Reserve.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Mata uang dolar AS naik tipis terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (28/7). Dolar AS rebound setelah sehari sebelumnya jatuh, karena para pelaku pasar mengamati pertemuan kebijakan utama Federal Reserve.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang dolar AS naik tipis terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (28/7). Dolar AS rebound setelah sehari sebelumnya jatuh, karena para pelaku pasar mengamati pertemuan kebijakan utama Federal Reserve.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,02 persen menjadi 93,6955. Sehari sebelumnya, indeks dolar sempat jatuh ke 93,47, tingkat terendah sejak Juni 2018.

Baca Juga

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1721 dolar AS dari 1,1749 dolar AS pada sesi sebelumnya. Pound Inggris naik menjadi 1,2943 dolar AS dari 1,2870 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik hingga 0,7161 dolar AS dari 0,7141 dolar AS.

Dolar AS dibeli 105,09 yen Jepang, lebih rendah dari 105,38 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS jatuh ke 0,9174 franc Swiss dari 0,9203 franc Swiss, dan tidak berubah pada 1,3360 dolar Kanada dari sesi sebelumnya.

Bank sentral AS atau Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa (28/7), diikuti oleh keputusan tentang suku bunga pada Rabu waktu setempat. "Keputusan Fed besok adalah panggung utama," kata Esther Reichelt, analis valas di Commerzbank, Selasa (28/7).

"Bahkan jika besok tidak mungkin menjadi momen yang tepat untuk pendekatan kebijakan moneter yang lebih ekspansif, Fed tidak diragukan lagi akan siap untuk pelonggaran lebih lanjut," tambah Reichelt.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement