Rabu 29 Jul 2020 07:15 WIB

Harga Emas Menguat Jelang Pertemuan The Fed

Di pasar spot emas sempat melonjak ke rekor tertinggi 1.980,57 dolar AS.

Seorang pegawai menunjukkan kepingan emas di toko dan perhiasan di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (28/7). Di pasar spot emas sempat melonjak ke rekor tertinggi 1.980,57 dolar AS.
Foto: ANTARA/FB Anggoro
Seorang pegawai menunjukkan kepingan emas di toko dan perhiasan di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (28/7). Di pasar spot emas sempat melonjak ke rekor tertinggi 1.980,57 dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas melanjutkan tren penguatan, naik lagi ke rekor tertinggi baru pada akhir perdagangan Selasa (28/7). Penguatan terjadi ketika bank sentral Federal Reserve AS memulai pertemuan yang diperkirakan akan memberikan lebih banyak stimulus moneter untuk mendukung ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tercabik virus corona.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik lagi 13,6 dolar AS atau 0,7 persen menjadi ditutup pada 1.944,6 dolar AS per ons troi. Emas berjangka berhasil menembus level psikologis 1.900 dolar AS, melonjak 33,5 dolar AS atau 1,77 persen menjadi 1.931 dolar AS pada Senin (27/7).

Di pasar spot emas sempat melonjak ke rekor tertinggi 1.980,57 dolar AS. Akan tetapi harga turun kembali sebanyak 3,7 persen karena investor melakukan aksi ambil untung dan dolar AS bangkit kembali.

"Ketika Anda mendapatkan momentum kuat masuk, Anda mendapatkan banyak spekulan yang ingin menghasilkan keuntungan cepat," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS.

"Tidak ada yang berubah sama sekali secara fundamental, defisit dan suku bunga yang lebih rendah memicu inflasi masih akan ada di sini, jadi tidak ada alasan untuk tidak memiliki emas, sungguh," katanya.

Investor sekarang menunggu hasil pertemuan kebijakan dua hari The Fed pada Rabu waktu setempat setelah bank sentral AS mengumumkan perpanjangan beberapa fasilitas pinjaman hingga akhir tahun. Sementara itu, saham-saham jatuh ketika paket bantuan satu triliun dolar AS diumumkan oleh Senat AS yang dikuasai Partai Republik yang menghadapi penentangan dari keduanya, Demokrat dan Republik.

Harga emas diperkirakan akan naik ke 2.300 dolar AS per ons troi selama 12 bulan ke depan, kata Goldman Sachs, menambahkan bahwa kekhawatiran seputar umur panjang dolar AS sebagai mata uang cadangan telah mulai muncul. Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, memantul dari terendah dua tahun pada Selasa (28/7) tetapi tampak cenderung melemah lebih lanjut di tengah melonjaknya kasus virus corona AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement