Rabu 29 Jul 2020 07:09 WIB

Hong Kong Terapkan Pembatasan Sosial Paling Ketat

Peningkatan kasus Covid-19 di Hong Kong masih stabil

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Seorang wanita mengenakan masker untuk melindungi terhadap virus corona baru naik sepeda melewati layar video besar yang menunjukkan Presiden Cina Xi Jinping berbicara di Beijing, Selasa, 30 Juni 2020. China menyetujui undang-undang keamanan nasional yang kontroversial yang akan memungkinkan pihak berwenang untuk menindak tentang kegiatan subversif dan pemisahan diri di Hong Kong, sebuah langkah yang dianggap banyak orang sebagai yang paling berani di Beijing untuk menghapus firewall hukum antara wilayah semi-otonom dan sistem Partai Komunis otoriter daratan.
Foto: AP/Mark Schiefelbein
Seorang wanita mengenakan masker untuk melindungi terhadap virus corona baru naik sepeda melewati layar video besar yang menunjukkan Presiden Cina Xi Jinping berbicara di Beijing, Selasa, 30 Juni 2020. China menyetujui undang-undang keamanan nasional yang kontroversial yang akan memungkinkan pihak berwenang untuk menindak tentang kegiatan subversif dan pemisahan diri di Hong Kong, sebuah langkah yang dianggap banyak orang sebagai yang paling berani di Beijing untuk menghapus firewall hukum antara wilayah semi-otonom dan sistem Partai Komunis otoriter daratan.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong kembali menerapkan sejumlah peraturan paling ketat untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Langkah itu dilakukan karena peningkatan angka kasus infeksi masih stabil.

Dilansir dari BBC, mulai Rabu (29/7) ini, restoran dilarang dibuka dan hanya dua orang dalam satu rumah tangga yang boleh bertemu. Masker juga wajib dikenakan di seluruh ruang publik.

Baca Juga

Hong Kong yang sebelumnya hampir sukses menahan laju penyebaran Covid-19, kini setiap hari melaporkan lebih dari 100 kasus. Peraturan pembatasan sosial kembali diterapkan pada bulan ini. Bar-bar, gym, dan salon sudah ditutup.

Pada Selasa (28/7) kemarin, Hong Kong mengkonfirmasi 106 kasus virus corona. Mereka juga melaporkan kasus kematian ke-23. Jumlah kasus harian tembus rekor pada Senin (27/7) lalu sebanyak 145 kasus.

"Tidak ada tempat untuk berpuas diri saat ini, kami masih mengobservasi tren," kata kepala divisi penyakit menular Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, Dr Chuang Shuk-kwan, seperti dikutip South China Morning Post.  

"Kami belum melihat pertumbuhan eksponensial, tapi angka-angkanya masih mengkhawatirkan," kata Chuang.

Orang terakhir yang meninggal dunia adalah penghuni panti wreda. Sudah 45 orang penghuni tempat perawatan orang lanjut usia yang dilaporkan terinfeksi virus corona.

Para ilmuwan setempat sudah memperingatkan sirkulasi virus di Hong Kong dapat menimbulkan dampak yang lebih besar. Mereka mengatakan bila virus tidak bermutasi dalam waktu 22 hari, maka artinya virus sudah beradaptasi dengan manusia dan menjadi lebih mudah menular.

Langkah memperketat peraturan pembatasan sosial diterapkan saat media-media Hong Kong melaporkan pemilihan anggota Dewan Legislatif dapat ditunda selama satu tahun. Media-media Hong Kong seperti HK01, Hong Kong Economic Times dan TVB melaporkan pemerintah sudah membuat keputusan yang belum resmi diumumkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement