Rabu 29 Jul 2020 13:03 WIB

Mengenal Kiainya Tentara Indonesia & Guru Jenderal Sudirman

KH Bey Arifin menjadi pengajar di Pusat Rohani Islam Angkatan Darat ABRI.

KH Bey Arifin
Foto:

Kiai Bey lahir pada 26 September 1917 di Desa Parak Laweh, Kecamatan Tilatang, Agam, Sumatra Barat. Ayahnya bergelar Datuk Laut Basa bernama Muhammad Arif, ibundanya bernama Siti Zulaikha.

Dalam buku Perjalanan Panjang Seorang Dai KH Bey Arifin tulisan Totok Djuroto, dirawikan, ayahnya Bey Arifin hanya seorang petani. Akan tetapi, kerja kerasnya berbuah manis. Bey Arifin dapat masuk sekolah umum tingkat dasar (Folkschool).

Di kelas, ia fokus belajar, terutama mengingat perjuangan ayahnya dalam mencari nafkah. Tiga tahun kemudian, ia lulus dengan hasil yang memuaskan.

Karena masih haus ilmu pengetahuan, ia pun melanjutkan pendidikan ke Vervolgschool. Saat duduk di kelas empat, ia juga belajar agama di Ibtidaiyah Diniyahscholl, Simpang Empat. Sekolah Islam itu terletak tidak jauh dari desanya. Pada 1931, ia berhasil menyelesaikan studinya di Vervolgschool.

Sekitar tujuh tahun kemudian, Bey Arifin meneruskan pendidikan di Islamic College Kota Padang. Waktu itu, ia sudah terbiasa dalam kegiatan dakwah Islam. Kemampuan berceramah pun dikuasainya, terutama sejak usia 17 tahun.

Ia sering berpidato atas nama Himpunan Pemuda Islam Indonesia (HPII) di berbagai forum. Di antaranya adalah pengajian umum yang disebut sebagai Openbare Vergadering.

Di atas podium, ia kerap menyingkat namanya menjadi BJ dan menambahkan nama belakang ayahnya. Lengkapnya menjadi BJ Arifin. Namun, pada 1934 seorang sahabatnya, Tamarajaya, menyarankan agar penanda BJ diganti menjadi Bey karena lebih mudah dilafalkan. Sejak saat itu, namanya pun lebih dikenal sebagai Bey Arifin atau Ifin.

Mengikuti tradisi Minangkabau, Bey Arifin pun merantau pada 1939. Dalam buku Nasionalisme Indonesia di Kalimantan Selatan, Wajidi menjelaskan, Bey saat itu menumpang kapal Slout van Dieman. Ia berangkat bersama temannya, Maisyir Thaib, ke Banjarmasin.

Saat itu, Bey Arifin sudah menapaki usia 22 tahun. Begitu tiba di Banjarmasin, mereka lantas menuju daerah Rantau. Di sana, Bey mengajar pada Noormal School Islam, yaitu sekolah yang mendidik para calon guru.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement