Selasa 28 Jul 2020 16:40 WIB

Mahasiswa UMS Operasikan Traktor Sawah dengan Gawai

Diharapkan inovasi teknologi nantinya bisa menggunakan kamera

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil menemukan teknologi baru untuk mengoperasikan traktor sawah menggunakan gawai berupa ponsel pintar (smartphone).
Foto: dok. Humas UMS
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil menemukan teknologi baru untuk mengoperasikan traktor sawah menggunakan gawai berupa ponsel pintar (smartphone).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO--Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil menemukan inovasi teknologi baru untuk mengoperasikan traktor sawah menggunakan gawai berupa ponsel pintar (smartphone).

Teknologi tersebut ditemukan oleh Kharisma Aji Satriya Tama dan Arib Fadhil Na’im yang merupakan mahasiswa tingkat akhir Prodi Teknik Elektro. Karya tersebut merupakan Tugas Akhir (TA) untuk menyelesaikan studi mereka. Keduanya didampingi Dedi Ary Prasetya selaku dosen pembimbing.

Dedi menjelaskan ihwal penemuan tersebut. Temuan tersebut berawal dari model prototype atau miniatur. "Awalnya saya bersama mahasiswa bimbingan mencoba mengembangkan teknologi baru untuk memudahkan pekerjaan manusia yang kemudian memilih traktor. Traktor dipilih karena melihat Indonesia merupakan negara agraris sehingga traktor sangat dibutuhkan oleh para petani untuk memermudah dalam pengerjaannya," papar Dedi seperti tertulis dalam siaran pers, Selasa (28/7).

Pada prosesnya, lanjut Dedi, dirinya bersama Kharisma mencoba berpikir agar traktor bisa dikendalikan dengan jarak jauh tanpa menyentuh. Akhirnya, merela memutuskan menggunakan ponsel pintar karena selain mudah juga lebih praktis dan banyak orang memilikinya.

Pada tahap pertama perintisan itu, Dedi dan Kharisma membuat dalam bentuk prototype (traktor mini) yang mekanisme sama seperti traktor sawah yang dikoneksikan dengan aplikasi Traktoroid yang sudah dibuat oleh Kharisma.

"Setelah bentuk mini selesai, kami ingin mengaplikasikannya pada traktor secara langsung. Saya meminta Kharisma Tama untuk mencari mahasiswa yang mau melanjutkan proyek ini. Dan akhirnya bertemulah dengan Arib Fadhil Na’im teman seangkatannya Tama yang bersedia melanjutkannya," kata Dedi.

Menurut Dedi, sistem yang digunakan pada perangkat elektronik tersebut berupa NodeMCU, sebuah board kecil berisi chip computer system yang terintegrasi dengan sistem komunikasi data menggunakan Wi-Fi.

Port output dari NodeMCU terhubung ke beberapa motor DC servo yang digunakan untuk menggerakkan beberapa tuas pada traktor. Sebelum dijalankan, sistem harus dihubungkan dengan sambungan Wi-Fi ke sebuah smartphone Android yang di dalamnya sudah terpasang aplikasi Traktoroid.

Selanjutnya, mereka mulai proses pengerjaannya. Masing-masing proyek dikerjakan selama satu semester. Pengerjaan prototype itu tahun ajaran 2018/2019 dan pengerjaan traktor asli dilakukan tahun ajaran 2019/2020.

"Sempat berhenti karena belum ada yang mau ambil proyek lanjutan yang sudah digarap oleh Kharisma. Untuk proyek lanjutan ini lebih kompleks karena praktik langsung menggunakan traktor sawah asli, sampai pada akhirnya Arib Fadhil mengambilnya," kata Dedi.

Arib Fadhil mengaku sedikit kesulitan ketika mengerjakan proyek tersebut. Salah satu kesulitan ketika mencari traktor sawah karena di awal tahun lalu itu kebanyakan traktor dipakai untuk membajak sawah sehingga sulit dipinjam. Kendala kedua yakni mencari lahan yang kosong untuk uji coba, apalagi dia bukan asli warga Solo.

"Pada uji coba pertama traktor bisa saya kendalikan sejauh 50 meter. Sebenarnya jika melihat rangkaian alat traktornya bisa dikendalikan sampai 100 meter, akan tetapi karena keterbatasan lahan akhirnya baru bisa sampai 50 meter saja," kata Arib.

Ke depan, Dedi berharap agar inovasi teknologi yang mereka buat tersebut bisa dikembangkan lagi menggunakan kamera. Sehingga ketika mengendalikan traktor bisa dilakukan hanya dengan memantau gambar yang ada di smartphone.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement