Selasa 28 Jul 2020 16:39 WIB

Jokowi Minta RAPBN Optimistis Tapi Realistis

Ekonomi diungkit dari APBN yang terarah dan tepat sasaran.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Rancangan APBN agar disusun dengan optimistis tapi tetap harus realistis dengan mempertimbangkan kondisi terkini.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Rancangan APBN agar disusun dengan optimistis tapi tetap harus realistis dengan mempertimbangkan kondisi terkini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Rancangan APBN agar disusun dengan optimistis tapi tetap harus realistis dengan mempertimbangkan kondisi terkini. Angka-angka indikator ekonomi makro pun harus dikalkulasikan dengan cermat dan hati-hati.

Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas Rancangan Postur APBN Tahun 2021 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/7).

Baca Juga

"Angka-angka indikator ekonomi makro harus betul-betul dikalkulasi dengan cermat, hati-hati. Optimis tapi juga harus realistis dengan mempertimbangkan kondisi dan proyeksi terkini," ujar Jokowi.

Selain itu, Presiden juga meminta agar program prioritas untuk 2021 dipastikan kembali serta pelebaran defisit APBN 2021. Fokusnya pada pembiayaan percepatan pemulihan ekonomi nasional dan penguatan transformasi di berbagai sektor. Seperti sektor kesehatan, pangan, energi, pendidikan, dan transformasi digital.

Jokowi mengatakan, APBN hanya berkontribusi sekitar 14,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara. Karena itu, dalam situasi krisis ini, belanja pemerintah menjadi instrumen utama sebagai daya ungkit ekonomi.

"Juga agar sektor swasta, UMKM bisa pulih kembali. Mesin penggerak ekonomi ini harus diungkit dari APBN kita, yang terarah yang tepat sasaran," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement