Kamis 23 Jul 2020 19:10 WIB

PGN Siapkan Diri Hadapi Transformasi Holding Migas

PGN Group akan lebih fokus pada bisnis utama secara berkelanjutan

Pekerja melakukan perawatan regulator sektor jaringan gas rumah tangga (jargas) di Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Selasa (2/6). (ilustrasi)
Foto: ANTARA/RAHMAD
Pekerja melakukan perawatan regulator sektor jaringan gas rumah tangga (jargas) di Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Selasa (2/6). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), sebagai anak usaha (subholding) gas dan bagian dari induk (holding) PT Pertamina (Persero), menyambut positif rencana transformasi holding migas. PGN tengah mempersiapkan diri untuk meningkatkan kompetensi teknis.

Direktur SDM dan Umum PGN Beni Syarif Hidayat dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (23/7), mengatakan sebagai subholding gas, PGN mendapat amanah untuk mendukung program-program pemerintah seperti perluasan utilisasi gas bumi melalui penetapan harga untuk industri tertentu, pengembangan jargas rumah tangga, penyediaan dan pembangunan infrastruktur LNG bagi pembangkit listrik, dan lain-lain. Oleh karena itu, PGN membutuhkan dukungan dan penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

"Pada dasarnya, PGN mendukung tujuan holding migas agar menciptakan infrastruktur gas yang terintegrasi dan mempercepat pertumbuhan nilai dari seluruh bagian dari holding. Kemudian manfaat gas bisa segera diintegrasikan dengan acceptability, affordability, dan availability, guna memudahkan dan pemerataan akses gas kepada konsumen di seluruh sektor," kata Beni dalam Forum Leaders Talk yang digelar secara virtual, Rabu (22/7).

Tujuan utama Forum Leaders Talk yakni berbagi pengetahuan dan pengalaman dari para pemimpin baik pemimpin institusi pemerintahan, bisnis, maupun institusi sosial yang diharapkan dapat menginspirasi para pekerja PGN untuk paham, berpikir dan bertindak selayaknya seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi dan perannya di PGN.

Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina (Persero) Koeshartanto menjelaskan Pertamina Group telah menyusun strategi pengelompokan bisnis energi yang terintegrasi dengan PGN untuk memberikan porsi agar bisnis perusahaan lebih efisien dan memastikan efektivitas yang berkelanjutan di masa mendatang.

Melalui tranformasi holding migas, PGN Group akan lebih fokus pada bisnis utama secara berkelanjutan yaitu mengoptimalkan sumber energi gas domestik, memperkuat pasar, dan ketahanan gas bumi domestik. Maka, harapannya Indonesia akan mendapatkan infrastruktur gas bumi yang lebih baik dan mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.

"Transformasi holding migas merupakan lokomotif untuk mencapai aspirasi Pertamina Group 2024 yaitu sebagai Global Energy Champion dengan market value sebesar 100 miliar dolar AS dan menjalankan mandat dari pemerintah terkait dengan penyediaan dan pengelolaan energi sesuai dengan Undang-Undang BUMN maupun Undang-Undang Energi," katanya.

Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja PGN M Rasyid Ridha, dalam kesempatan yang sama, juga mengharapkan proses transformasi akan mendorong akselerasi tercapainya visi misi holding migas termasuk pencapaian target kinerja di bidang SDM dan talent movement dalam lingkup holding migas yang pada ujungnya akan membawa kepada sebesar-besarnya manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Rencana right issue

Koeshartanto juga menjawab pertanyaan salah satu peserta mengenai rencana manajemen holding migas atau subholding gas menerbitkan right issue untuk meningkatkan keterikatan dan menyatupadukan visi misi serta meningkatkan kepercayaan para pemegang saham.

Ia menegaskan bahwa right issue dan aksi korporasi lain merupakan proses yang transparan dan murni mekanisme pasar yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun, hal ini dalam upaya menjaga compliance dan tata kelola serta pengawasan banyak pihak termasuk otoritas keuangan.

"Jadi, bagus dan luar biasa ini anak-anak PGN sebagai bentuk rasa memiliki terhadap perusahaan. Maunya punya saham perusahaannya. Restrukturisasi holding migas dapat menjadi medium untuk meningkatkan peran dan engagement internal PGN untuk berkontribusi lebih lagi pada kinerja perusahaan. Khususnya ketika perusahaan sangat memerlukan dukungan internal dari para pekerja," imbuh Koeshartanto.

Pembelian saham oleh pekerja juga dinilai sebagai bagian atas kontribusi untuk meningkatkan performa perusahaan, sekaligus mempererat solidaritas, loyalitas serta rasa memiliki pekerja terhadap perusahaan. Banyak perusahaan global yang menawarkan saham kepada pekerjanya agar rasa kepemilikan pekerja terhadap perusahaan semakin kuat.

Dengan begitu, pekerja yang memiliki saham bisa berkinerja lebih maksimal dan keuntungannya pun akan dirasakan oleh pekerja maupun perusahaan. Proses itu juga memperkuat keterbukaan informasi.

Dengan keterbukaan informasi, maka dapat meningkatkan kepercayaan investor. Investor menjadi mitra strategis, sehingga pembagian ekonomi ini menjadi kesempatan bagi PGN untuk membangun kolaborasi, kapabilitas dan kapasitas ke seluruh dunia dan menggandeng mitra strategis lainnya.

"Saya rasa ini menjadi semangat yang luar biasa dan bisa ditularkan di Pertamina Group. Menjadi catatan bagi kami (Pertamina) mengingat pada mekanisme rightissue terdapat banyak hierarki yang harus dilalui dan menyangkut pertimbangan teknis keuangan. Bagaimana dampaknya terhadap target kinerja emiten dan dampaknya untuk mendorong PGAS menjadi blue chip masih perlu kajian," terang Koeshartanto.

Di sisi lain, menurut Koeshartanto, PGN bisa menjadi role model bagi gerakan kemajuan Pertamina. Mengingat PGN merupakan subholding pertama Pertamina Group yang sudah berstatus terbuka, sehingga transparansi akuntabilitas kinerja menjadi bagian yang akan selalu menjadi kelebihan sebagaimana persyaratan untuk menjadi perusahaan terbuka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement