Senin 27 Jul 2020 16:04 WIB

Kurangi Beban Sampah, Jakpus Dorong Budidaya Maggot

Kotoran maggot bisa jadi pupuk terbaik untuk tanaman konvensional

Rep: amri amrullah/ Red: Hiru Muhammad
Petugas memberi makan ulat Maggot yang dibudidayakan di kawasan Pesanggrahan, Jakarta, Rabu (22/7). Budidaya ulat Maggot yang dapat mengurai sampah organik itu sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan banyaknya limbah rumah tangga yang disalurkan ke tempat pembuangan akhir. Dalam satu hari, 66 gram ulat Maggot dapat menghabiskan dua kwintal sampah organik. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas memberi makan ulat Maggot yang dibudidayakan di kawasan Pesanggrahan, Jakarta, Rabu (22/7). Budidaya ulat Maggot yang dapat mengurai sampah organik itu sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan banyaknya limbah rumah tangga yang disalurkan ke tempat pembuangan akhir. Dalam satu hari, 66 gram ulat Maggot dapat menghabiskan dua kwintal sampah organik. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat tengah menggencarkan budidaya belatung pengurai sampah atau maggot di seluruh kecamatan yang tersebar di wilayahnya. Langkah ini merupakan program pengurangan beban sampah Jakarta.

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi mengatakan, budidaya maggot perlu digencarkan seiring penerapan penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan (KBRL). "Kita harapkan budidaya maggot bisa digencarkan di tiap kecamatan," ujarnya, Senin (27/7).

Irwandi menuturkan, saat ini budidaya maggot tengah dirintis di delapan kecamatan di wilayahnya. Mengingat manfaat dari budidaya belatung pengurai sampah tersebut cukup banyak. Antara lain untuk alternatif pakan ternak dan pupuk tanaman. "Maggot ini bisa menghancurkan sampah. Karena itu akan kita gencarkan budidayanya," katanya.

Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (Formapel) Kecamatan Menteng, Hendra Kurnia menuturkan, budidaya ulat maggot ini telah berjalan sejak 2019. "Budidaya ini cukup efektif, dia (maggot) bisa menghabiskan cukup banyak sampah organik dalam waktu 24 jam," jelasnya.

Sebanyak 10 kilogram maggot bisa mengurai sampah organik seberat 30 kilogram. Selain untuk mengurai sampah, telur maggot juga dapat dijual."Larva maggot bisa untuk pakan ternak, larva yang diolah kering bisa untuk pelet ayam, sedangkan kotoran maggot bisa jadi pupuk terbaik untuk tanaman konvensional," katanya.

Dengan budi daya maggot pengurai sampah ini, diprediksi bisa secara signifikan mengurangi sampah, khususnya sampah basah. Berdasarkan laporan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat, reduksi sampah di Jakarta Pusat mencapai 11 persen dan masih ada sembilan persen lagi yang direduksi. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement