Senin 27 Jul 2020 11:02 WIB

Empat Keluarga di Bogor Terinfeksi Covid-19

Kesemuanya, merupakan kasus imported case atau warga yang berkegiatan di luar Bogor

Rep: Nugroho Habibi / Red: Agus Yulianto
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Jumlah orang terinfeksi Covid-19 di Kota Bogor kembali bertambah tujuh kasus pada Ahad (26/7) menjadi 251 orang. Dari tujuh kasus itu, enam di antaranya berasal dari dua keluarga berbeda.

"Tiga di antaranya dari satu keluarga di Sukadamai (Kecamatan Tanah Sareal), dan tiga lainnya dari satu keluarga di Semplak (Kecamatan Bogor Barat)," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Ahad (26/7).

Sementara itu, satu kasus sisanya merupakan warga Kecamatan Bogor Utara. Satu kasus ini, masih dalam proses pelacakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor.

Sejak Kamis (23/7) sampai saat ini tercatat ada empat keluarga yang terpapar Covid-19 di Kota Bogor. Kesemuanya, merupakan kasus imported case atau warga yang berkegiatan di luar Kota Bogor.

"Dengan kemarin (keluarga di Pasir Mulya), total empat keluarga yang terpapar dari imported cases," ucap dia.

Adapun empat keluarga yang terinfeksi Covid-19 itu, yakni di Pasir Mulya, Bogor Barat yang menyasar enam anggota keluarga. Dua di antaranya meninggal dunia.

Kemudian, sekeluarga di Bukit Cimanggu City, Kecamatan Bogor Utara, sekeluarga di Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, dan sekeluarga di Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat masing-masing sebanyak tiga anggota pada setiap keluarga. "Total dari empat keluarga itu ada 15 kasus," kata Dedie.

Sebelumnya, satu keluarga berjumlah enam orang di Kelurahan Pasir Mulya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor terpapar Covid-19. Dua di antaranya, yakni AS dan FM yang merupakan ayah dan anak dinyatakan meninggal dunia.

Kasus itu, bermula ketika AS memiliki perjalanan ke Kediri, Jawa Timur pada 27 Juni sampai 5 Juni 2020. Setibanya di Bogor, AS terjatuh sakit. Ia kemudian berobat dua kali ke rumah sakit (RS) swasta di Kota Bogor. Bahkan, sempat dirawat hingga akhirnya dirujuk ke RS di Jakarta.

AS kemudian meninggal dunia sebelum hasil swab positif Covid-19 keluar dengan status probable. Sehingga, AS harus dimakamkan dengan prosedur protokol Covid-19.

Dari hasil pelacakan Dinas Kesehatan Kota Bogor, AS telah melakukan kontak erat dengan sejumlah orang di antaranya keluarga, ajudan, supir, dokter di rumah sakit swasta, hingga tenga medis yang merawatnya. Dari keluarga, ajudan dan pengemudi ada 19 orang yang di swab. Hasilnya, lima dinyatakan positif Covid-19, satu di antaranya meninggal dunia.

"Yang positif N (istri AS), almarhum FM (anak AS), MI (istri FM), AC (putri FM), MMH (putra FM)," kata Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno di Kota Bogor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement