Senin 27 Jul 2020 08:30 WIB

Didikan Sultan Muhammad II Sejak Kecil Hingga Jadi Panglima

Sultan Muhammad II didik sejak kecil dengan keras.

Rep: Heri Ruslan/ Red: Muhammad Hafil
Didikan Sultan Muhammad II Sejak Kecil Hingga Jadi Panglima. Foto: Lukisan saat Sultan Muhammad al-Fatin merebut kota Konstantinopel
Foto: IST
Didikan Sultan Muhammad II Sejak Kecil Hingga Jadi Panglima. Foto: Lukisan saat Sultan Muhammad al-Fatin merebut kota Konstantinopel

REPUBLIKA.CO.ID,  ISTANBUL -- Teka-teki mengenai sosok ‘pemimpin terbaik’ seperti yang dijanjikan  Rasulullah SAW akhirnya terjawab sudah. Sang penakluk Konstantinopel itu bernama Sultan Muhammad Al-Fatih atau Barat menyebutnya Sultan Mehmed II. Pemimpin yang telah diprediksi Rasulullah delapan abad sebelumnya itu terlahir pada 29 Maret 1432.

Itu berarti, Sultan Muhammad tampil secara gemilang memimpin ratusan ribu tentara Muslim menggempur ibukota Bizantium pada usia 21 tahun. Sebuah pencapain yang begitu gemilang. Ketika Sultan Muhammad terlahir ke dunia, kedua orangtuanya sudah melihat isyarat bahwa sang buah hati akan menjadi pemimpin besar. Menjelang kelahirannya,sang ayah  Sultan Murad juga sebenarnya sebenarnya sedang mempersiapkan diri untuk menggempur imperium Bizantium yang berbasis di Konstantinopel.

Baca Juga

Seorang ulama besar Syekh Syamsuddin Al Wali dari Khurasan sudah melihat tanda-tanda pada bayi yang diberi nama Muhammad itu. Syekh Syamsuddin Al-Wali pun mendidik dan membimbing Sultan Muhammad II sejak masih kecil hingga menemaninya ke medan pertempuran untuk menaklukkan Konstantinopel.

Sultan yang bergelar Al-Fatih atau ‘Sang Penakluk’ itu digembleng dengan pendidikan tarekat sufi dan keterampilan berperang. Ia didik dengan disiplin tinggi dan keras. Sehingga, Sultan Muhammad II sudah terbiasa dalam hidup susah dan menahan hawa nafsu. Ujian dan latihan yang dilaluinya sejak masa kecil itu, kelak membuatnya menjadi seorang pemuda berjiwa kuat dan tahan banting.

 

Semua itu dipersiapkan demi untuk menepati janji Sang Pencipta melalui Rasulullah SAW, yakni menaklukkan Konstantinopel. Pelajaran teknik dan strategi perang didalaminya dari sejumlah panglima berpengalaman. Menginjak usia 19 tahun, Pengeran Muhammad akhirnya didaulat menjadi sultan. Sebelum sukses menjebol benteng Bizantium, dia mendidik tentara dan rakyatnya agar menjadi orang-orang bertaqwa. Bermodalkan itulah, dia mammpu menggerakkan semangat para tentaranya untuk berjuang menegakkan janji Tuhan. Merebut Konstantinopel dari kekuasaan Bizantium. Janji itu akhirnya terbukti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement