Ahad 26 Jul 2020 14:13 WIB

Vietnam Kembali Laporkan Kasus Baru Positif Covid-19

Pasien positif Covid-19 ditemukan di Vietnam setelah tiga bulan nol kasus.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Andri Saubani
Seorang pria mencukur rambutnya di Hanoi, Vietnam, April 2020. Pada bulan ini, Vietnam kembali mewaspadai munculnya kasus baru Covid-19. (ilustrasi)
Foto: EPA
Seorang pria mencukur rambutnya di Hanoi, Vietnam, April 2020. Pada bulan ini, Vietnam kembali mewaspadai munculnya kasus baru Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam kembali waspada terhadap penyebaran virus corona setelah para pejabat medis di kota pusat Danang mendeteksi kasus yang ditularkan secara lokal, Sabtu (25/7). Kasus tersebut menjadi yang pertama di negara itu setelah tiga bulan nol kasus.

Media pemerintah melaporkan bahwa pria itu dalam kondisi kritis. Dokter spesialis telah terbang dari Kota Ho Chi Minh ke Danang untuk mengobati pasien tersebut.

Baca Juga

Pejabat daerah melaporkan tidak ada infeksi yang ditularkan secara lokal selama 100 hari Jumat (24/7). Kementerian Kesehatan mengatakan seorang pria berusia 57 tahun dari Danang, sebuah tempat wisata, telah dinyatakan positif.

Pihak berwenang mengatakan, 50 orang yang telah melakukan kontak dengan pasien telah diisolasi. Kementerian Kesehatan, mengatakan 103 orang yang terhubung dengan pasien itu dites virus, tetapi semuanya mengembalikan hasil negatif. Lebih dari 11.800 orang dikarantina di seluruh negeri, termasuk 147 di rumah sakit.

Pemerintah tidak menjelaskan bagaimana orang itu bisa tertular virus, tetapi dia diketahui tidak meninggalkan Danang selama hampir sebulan. Dia awalnya didiagnosis menderita pneumonia, tetapi sebuah tes baru telah mengkonfirmasi terkena infeksi virus korona.

Kasus ini muncul pada saat Vietnam akan memulai kembali melakukan penerbangan komersial internasional dan ketika pariwisata domestik melonjak. Setelah laporan itu, pihak berwenang di ibukota, Hanoi, mengembalikan rekomendasi untuk mengenakan masker di tempat-tempat umum.

Vietnam telah memberlakukan tindakan karantina yang ketat dan melakukan program pengujian yang agresif dan luas selama pandemi. Berkat usaha tersebut, negara ini menjaga jumlah total infeksi hanya 417 kasus dengan tanpa laporan kematian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement