Ahad 26 Jul 2020 10:53 WIB

Kim Jong-un Akui Corona Telah Masuk ke Korut

Virus itu dibawa warga yang membelot ke Korsel dan balik secara ilegal.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
Foto: AP/KCNA via KNS
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un memimpin pertemuan darurat politbiro setelah ada seseorang yang dicurigai terinfeksi virus corona. Warga itu terpapar Covid-19 setelah kembali dari Korea Selatan (Korsel). Orang itu disebut secara ilegal melintasi perbatasan pada bulan ini.

Media pemerintah KCNA melaporkan, Kim menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian di kota perbatasan, Kaesong. Kim mengatakan, Korut memasuki situasi kritis karena virus Corona diduga telah masuk ke negaranya.

Baca Juga

Menurut laporan KCNA, seseorang yang membelot ke Korsel tiga tahun lalu kembali melintasi perbatasan secara ilegal. Dia diduga terinfeksi virus Corona jenis baru atau Covid-19. "Sebuah peristiwa darurat terjadi di Kota Kaesong di mana seorang pelarian yang pergi ke selatan tiga tahun lalu, seseorang yang diduga telah terinfeksi virus ganas kembali pada 19 Juli setelah secara ilegal melewati garis demarkasi," kata laporan KCNA. 

Dalam laporan KCNA tidak secara spesifik menyebutkan hasil tes virus corona dari orang tersebut. KCNA menyebutkan bahwa orang itu telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengambilan sampel darah.

Orang itu, kini telah dikarantina dan pejabat kesehatan menyelidiki siapa saja yang melakukan kontak dengan dia. Sementara Kim memerintahkan penyelidikan terhadap unit-unit militer di sepanjang perbatasan.

Korut telah menerima ribuan alat uji virus corona dari Rusia dan negara lain. Korut juga memberlakukan penutupan perbatasan yang ketat. Namun dalam beberapa waktu terakhir, Korut telah melonggarkan pembatasan.

Dalam beberapa pekan terakhir, Korut juga meningkatkan kampanye yang mengkritik para pembelot, dan menyebutnya sebagai "sampah manusia". Korut menyerukan kepada Korsel untuk menindak kelompok yang mengirim pesan propaganda dan bantuan makanan ke Pyongyang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement