Sabtu 25 Jul 2020 15:28 WIB

Facebook dan Twitter Tutup Akun Pendukung Bolsonaro

Ketua Mahkamah Agung Brasil perintahkan penutupan 16 akun Twitter dan 12 akun Facebok

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Facebook dan Twitter menutup sejumlah akun terkenal pendukung Presiden Brasil Jair Bolsonaro.
Foto: AP Photo/Richard Drew
Facebook dan Twitter menutup sejumlah akun terkenal pendukung Presiden Brasil Jair Bolsonaro.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Facebook dan Twitter menutup sejumlah akun terkenal pendukung Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Langkah yang dilakukan untuk memenuhi perintah Mahkamah Agung ini memperlihatkan rumitnya raksasa-raksasa media sosial itu berlayar di sejumlah yuridiksi terbesar di dunia.  

Dalam pernyataannya Sabtu (25/7) Facebook mengatakan pihaknya 'menghormati peradilan dan memenuhi putusan hukum yang sah'. Pada Jumat (24/7) kemarin Ketua Mahkamah Agung Brasil Alexandre de Morasaes memerintahkan penutupan 16 akun Twitter dan 12 akun Facebook.

Keputusan ini berkaitan penyelidikan yang masih berlangsung mengenai informasi palsu yang disebarkan pendukung-pendukung Bolsonaro.  Salah satu tujuan penyelidikan 'berita palsu' untuk mengungkapkan pendanaan penyebaran informasi tidak benar dan ancaman terhadap pejabat Mahkamah Agung.

Salah satu akun yang ditutup adalah akun politisi Roberto Jefferson. Ia mantan anggota Kongres dan presiden partai konservatif Brasil PTB. Selain itu akun pengusaha Luciano Hang, Edgar Corona dan Osca Fakhoury serta aktivis Sara Giromini yang dikenal Sarah Winter.

"Twitter bertindak ketat untuk memenuhi putusan peradilan yang berkaitan dengan penyelidikan Mahkamah Agung," kata Twitter dalam pernyataan mereka.

Moraes memerintah akun-akun diblokir dalam keputusan yang terpisah pada bulan Mei, walaupun saat itu akun-akun tersebut tidak dihapus. Dalam putusannya Moraes mengatakan langkah ini dimaksudkan menghentikan akun-akun itu 'digunakan sebagai sarana untuk melakukan tindak pidana'.

Di laman akun-akun yang diblokir Twitter terdapat tulisan yang berbunyi akun tersebut ditangguhkan 'dalam merespon perintah pengadilan'. Sayap konservatif Brasil bereaksi cepat menanggapi langkah ini.

Dalam pernyataannya partai PTB mengatakan mereka terkejut dengan 'langkah sewenang-wenang lainnya' yang diperintahkan Moraes. Menurut mereka putusan itu 'menghambat Jefferson menerapkan haknya dalam kebebasan berpendapat dan beropini di media sosial'.

Winter juga mengatakan akan mengajukan keluhan ke 'organisasi hak asasi manusi tentang pelanggaran serius kebebasan berbicara'.  Bolsonaro belum menanggapi perintah penutupan akun tersebut. Sebelumnya ia menentang penyelidikan  Mahkamah Agung.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement