Sabtu 25 Jul 2020 09:28 WIB

Kemenperin Dorong Daya Saing Industri Manufaktur

Pemerintah mempercepat penerapan teknologi industri Making Indonesia 4.0.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Industri manufaktur diproyeksi menjadi salah satu motor penggerak transformasi ekonomi untuk bangkit setelah pandemi.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Industri manufaktur diproyeksi menjadi salah satu motor penggerak transformasi ekonomi untuk bangkit setelah pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri manufaktur diproyeksi menjadi salah satu motor penggerak transformasi ekonomi untuk bangkit setelah pandemi. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang mengatakan, sejumlah langkah strategis disiapkan untuk terus memacu produktivitas serta daya saing sektor pengolahan.

Baca Juga

Di antaranya dengan mengoptimalkan potensi industri 4.0 untuk beradaptasi dengan situasi yang baru. "Perubahan kondisi perekonomian yang tidak terhindarkan, industri manufaktur perlu mampu beradaptasi dan bertransformasi," kata Agus dalam siaran pers Kemenperin, Jumat (24/7).

 

Sementara itu, pemerintah telah mencanangkan percepatan penerapan teknologi industri 4.0 melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Selain itu, terdapat program strategis lainnya seperti UMKM Go Digital, Low Touch Economy, serta reskilling dan upskilling dari Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

"Kebutuhan digitalisasi mutlak diperlukan dalam dunia industri, baik dalam hal manajemen, capacity building, quality testing, serta track and trace sistem logistik. Termasuk otomatisasi dan perencanaan yang mampu bekerja sendiri," kata Agus.

Pemerintah telah resmi meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 pada 2018 dengan visi besarnya menempatkan Indonesia dalam jajaran 10 besar ekonomi dunia pada 2030. Penerapan peta jalan ini secara langsung akan berdampak pada revitalisasi sektor manufaktur dan diharapkan akan meningkatkan kontribusi ekspor neto hingga mencapai 10 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Menurut Agus, adanya peta jalan Making Indonesia 4.0 tentu akan memberikan arah dan strategi yang jelas bagi pergerakan industri Indonesia di masa yang akan datang. Pada awal implementasinya, telah ditetapkan lima sektor prioritas dalam penerapan program Making Indonesia 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika.

Kemudian, adanya peningkatan permintaan yang signifikan pada industri farmasi dan industri alat kesehatan, terutama di masa pandemi Covid-19. "Hal itu menjadi pertimbangan masuknya dua sektor tersebut sebagai prioritas baru dalam peta jalan tersebut," ujar Agus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement