Sabtu 25 Jul 2020 09:30 WIB

Petrokimia Gresik Dorong Intensifikasi Pertanian

Kandungan pupuk majemuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Seorang petani merawat tanaman kacang di lahan pertanian Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (23/7/2020). Memasuki musim kemarau, petani di wilayah tersebut mengganti pertaniannya dengan tanaman kacang atau kedelai agar lebih mudah dalam merawatnya sehingga tetap produktif saat musim kemarau.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang petani merawat tanaman kacang di lahan pertanian Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (23/7/2020). Memasuki musim kemarau, petani di wilayah tersebut mengganti pertaniannya dengan tanaman kacang atau kedelai agar lebih mudah dalam merawatnya sehingga tetap produktif saat musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), Petrokimia Gresik, bersama Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang menggelar penyemprotan massal pupuk NPK dan organik cair Phonska Oca pada lahan budi daya padi seluas 30 hektare di Desa Karangsari, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jumat (24/7).

 

Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya perusahaan memperkuat sektor produksi pertanian dalam negeri di tengah wabah Covid-19. Digna menyebut intensifikasi pertanian menjadi salah satu strategi untuk menggenjot produktivitas tanaman pangan di tengah ancaman krisis pangan.

 

Dalam kegiatan ini, lanjut Digna, Petrokimia Gresik juga menghadirkan klinik pertanian, yaitu melalui Mobil Uji Tanah untuk konsultasi pemupukan dan anak perusahaan (Petrokimia Kayaku dan Petrosida Gresik) untuk pengendalian hama.

 

"Kegiatan ini kami laksanakan secara beruntun di enam kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan sosialisai dan edukasi serupa di berbagai daerah lainnya," ujar Digna dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (24/7).

 

Digna memerinci, kabupaten yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan ini adalah Banyuwangi pada 22 Juli, Lumajang pada 24 Juli, Bondowoso pada 28 Juli, Bojonegoro pada 3 Agustus, Sragen pada 5 Agustus, dan Banjarnegara pada 10 Agustus. 

 

Digna menambahkan, penggunaan pupuk Phonska Oca merupakan upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas tanaman sekaligus perbaikan kondisi tanah. Hal ini sangat penting mengingat berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) pada 2018, setidaknya 70 persen dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. 

 

"Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah," ucapnya. 

 

Digna menilai kondisi ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang yang menyebabkan kandungan bahan organik dalam tanah terdekomposisi dan semakin sedikit.

 

"Untuk itu melalui kegiatan ini, kami juga ingin meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik, dalam hal ini adalah Phonska Oca," ungkap Digna. 

 

Digna menyampaikan Phonska Oca merupakan gabungan antara pupuk majemuk NPK dan pupuk organik dalam bentuk cair, dengan kandungan C-Organik minimal 6 persen, unsur hara makro nitrogen (N), fostor (P), kalium (K), dan diperkaya unsur mikro serta mikroba yang sangat bermanfaat untuk tanaman.

 

Dengan demikian, kata dia, Phonska OCA dapat menjadi solusi bagi petani. Sebab, kandungan pupuk majemuk berfungsi meningkatkan produktivitas tanaman dan pupuk organik dapat memperbaiki kandungan hara pada tanah. Digna menerangkan Phonska Oca telah melewati uji laboratorium di lembaga penelitian dan uji coba aplikasi di berbagai daerah. Selain tanaman padi, Phonska Oca juga dapat digunakan pada tanaman hortikultura.

 

"Berdasarkan hasil uji coba di berbagai daerah, Phonska Oca terbukti mampu mendongkrak produktivitas tanaman hortikultura hingga 61 persen," terang Digna.

 

Digna memerinci uji coba pada tanaman bawang merah di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, aplikasi Phonska Oca mampu meningkatkan produktivitas sebesar 53,51 persen dengan total panen 22,01 ton per hektare pada kentang di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu juga meningkatkan produktivitas hingga 25,37 persen atau 16,11 ton per hektare. 

 

Sedangkan produktivitas cabai di Desa Kendal payak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang terdongkrak sampai 61,83 persen atau 8,84 ton hektare dan uji coba pada tanaman kedelai di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu sukses meningkatkan produktivitasnya sebesar 13,79 persen atau 0,99 ton per hektare.

 

Di tempat terpisah, Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi mengajak seluruh petani di Indonesia untuk menerapkan pemupukan berimbang. Yaitu perpaduan pupuk organik dan anorganik sesuai dosis yang dianjurkan. Tujuannya agar produktivitas pertanian dapat meningkat dan kelestarian alam tetap terjaga. 

 

"Kami mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama mendorong penerapan pupuk organik dan pemupukan berimbang demi keberlanjutan pertanian," ujar Rahmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement