Sabtu 25 Jul 2020 06:19 WIB

Qurban Terbaik di Sisi Allah, Apa Itu?

Berqurban adalah perintah agama yang bernilai baik.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Qurban Terbaik di Sisi Allah, Apa Itu?
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Qurban Terbaik di Sisi Allah, Apa Itu?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Hari Raya Idul Adha, tak sedikit dari kaum Muslimin yang menyiapkan hewan qurban untuk diqurbankan kepada Allah SWT. Namun demikian apa sebenarnya apa qurban terbaik bagi manusia di sisi Allah?

Berqurban adalah perintah agama yang bernilai baik. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah Al-Hajj ayat 32 berbunyi: “Dzalika wa man yuazhim sya’airillahi fainnaha min taqwa al-qulubi,”. Yang artinya: “Demikianlah (perintah Allah tentang qurban). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati,”.

Baca Juga

Berqurban dengan hewan yang baik, sehat, dan paling mahal bahkan diutamakan menurut Imam Syafii. Dalam buku Fikih Qurban Perspektif Madzhab Syafii karya Muhammad Ajib dijelaskan, hewan qurban yang paling utama adalah hewan qurban yang paling mahal harga dan kualitasnya.

Keutamaan hewan qurban yang mahal ini juga lebih utama jika dibandingkan dengan beberapa hewan qurban yang murah harganya. Di Indonesia sendiri diketahui, pasar-pasar hewan qurban menyediakan beragam hewan qurban. Mulai dari harga Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta per ekor kambing.

Berdasarkan penelusuran Republika.co.id ke beberapa pasar hewan qurban, belum lama ini, hewan qurban di harga kisaran tersebut memang memiliki kualitas fisik yang berbeda. Umumnya semakin mahal harga, hewan qurbannya semakin gemuk, kekar, dan kulitnya tebal jika dibandingkan yang murah.

Di sisi lain, Imam Syafii juga menjelaskan niat pequrban harus ditujukan kepada Allah SWT. Dengan berqurban, si pequrban dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT lebih jauh lagi.

Dan dalam Alquran Allah SWT juga berfirman esensi dari berqurban itu bukanlah perkara bagaimana manusia berqurban begitu saja. Sebab Allah tidak menilai hewan qurban, darah, atau daging qurban tersebut melainkan keikhlasan serta ketakwaan seorang hamba. Dengan berqurban semata hanya karena Allah SWT, niscaya seorang hamba akan lebih dicintai Allah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement