Sabtu 25 Jul 2020 01:00 WIB

Taman Wisata Air Jadi Destinasi Baru di Solo

Nilai pembangunan Taman Wisata Air mencapai sekitar Rp 50 miliar.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Wisatawan menikmati mandi di bawah guyuran air terjun. (ilustrasi)
Foto: Antara/Rudi Mulya
Wisatawan menikmati mandi di bawah guyuran air terjun. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memulai pembangunan destinasi wisata baru, Taman Wisata Air. Tempat ini berlokasi di tanah hak pakai (HP) 116 eks Pondok Persada Jurug, Kecamatan Jebres. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, Jumat (24/7).

Pembangunan wisata tersebut menggandeng investor PT Arta Mitra Usaha Mulya, dengan nilai investasi sebesar Rp 50 miliar. Taman wisata tersebut diproyeksikan menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat menengah ke bawah.

Baca Juga

Wali Kota mengatakan, kerjasama tersebut bertujuan untuk memanfaatkan lahan tidur yang luasnya mencapai 7,4 hektare. Selama ini, lahan tersebut tidak bisa mendatangkan pendapatan. Alhasil, Pemkot berupaya memanfaatkan lahan tersebut.

"Taman wisata air ini akan menjadi destinasi wisata baru di Kota Solo sekaligus membuka lapangan pekerjaan. Karena 80 persen tenaga kerja berasal dari masyarakat Kota Solo mulai dari proses pembangunan sampai operasional," terang Wali Kota di acara tersebut.

Nantinya, setelah pembangunan taman wisata air selesai, Pemkot akan menerima pemasukan bagi pendapatan asli daerah (PAD). Pemkot akan mendapatkan Rp 200 juta setiap tahun. Jumlah tersebut akan bertambah melalui berbagai pajak lainnya.

Direktur Utama PT Arta Mitra Usaha Mulya, Mulyono Sadeli, mengatakan, tiket masuk taman wisata air tidak boleh terlalu tinggi. Dia memperkirakan tiket untuk hari besar sekitar Rp 50 ribu. "Pasti pembukaan ada diskon, kalau hari biasa lebih murah lagi," ucapnya.

Menurutnya, harga tiket bakal lebih terjangkau dari kompetitor. Sebab, sebelumnya Pemkot telah mewanti-wanti agar jumlah pengunjung banyak tetapi harganya terjangkau. "Ini untuk kelas menengah ke bawah, kalau ngambil menengah ke atas saat momen wisuda, itu sudah balik uangnya," ucap Mulyono.

Sementara itu, konsultan dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Widodo Trisno Noviyanto, mengatakan, saat ini belum ada wisata taman ombak di Solo. Sehingga, diharapkan masyarakat mendapat tempat pariwisata dan dapat terekrut menjadi pekerja di lokasi tersebut.

"Proses pembangunan dua tahun, tapi satu tahun dari investor sudah nanti operasional. Kerja sama hampir 30 tahun. Nilai investasi Rp 50 miliar. Dan ini sudah melalui kajian, untuk regulasi dan sebagainya," ucap Widodo.

Kajian tersebut juga mencakup analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), serta kontribusi air tanah, agar jangan sampai air tanah yang dipakai mencemari lingkungan atau menyedot sumur warga sekitar.

"Jadi sirkulasinya itu jadi kajian utama, kajian ekologisnya, itu kami perhitungkan banget. Dampak lingkungan juga sudah kami proyeksikan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement