Jumat 24 Jul 2020 17:38 WIB

Ini Rekayasa Lalin untuk Pengerjaan MRT Fase II HI-Harmoni

Secara keseluruhan, terdapat 10 stasiun di lintasan MRT Fase II ini.

Rep: Amri Amrullah / Red: Agus Yulianto
Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo.
Foto: Antara
Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perhubungan DKI Jakarta memberlakukan rekayasa lalu lintas (lalin) di jalan MH. Thamrin dekat gedung Sinarmas hingga bundaran air mancur dekat Monas. Pemberlakuan rekayasa lalin ini dalam rangka menunjang pengerjaan proyek Mass Rapid Transit (MRT) fase II CP 201 yang segera dimulai.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pekerjaan konstruksi MRT fase II, yang menyambungkan stasiun Bundaran HI menuju Kota Tua akan segera dilakukan. Pengerjaan proyek ini terbagi menjadi tiga segmen, yaitu CP 201, CP 202, CP 203. Dan di wilayah Jalan Thamrin hingga simpang Harmoni.

"Namun pengerjaan konstruksi untuj stage 1 CP 201 dimulai dari Jalan Thamrin dekat, gedung Sinarmas hingga bundaran air mancur Monas dekat Bank Indonesia. Untuk menunjang kelancaran proyeknya dilakukan rekayasa lalin di wilayah ini," ungkapnya, Jumat (24/7).

photo
Kendaraan melintas di Jalan Salemba Raya, Jakarta. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengumumkan perluasan 16 rute baru kebijakan Ganjil-Genap bagi kendaraan roda empat. - (Antara)

Rekayasa lalin stage 1 ini, jelas dia, akan berlaku mulai dari, Jumat 24 Juli hingga 30 November 2018. Dia menjelaskan, rekayasan yang akan dilakukan diantaranya membuat detour/ pelebaran, kemudian pembongkaran halte Bus Transjakarta di dekat BI. "Kemudian dilakukan pembuatan halte pengganti sementara, dan terjadi pengurangan satu lajur sepanjang area pekerjaan," ujarnya.

Sedangkan stage 2, diperkirakan pada 1 Desember 2020 sampai 30 Maret 2021. Area pekerjaan menggunakan median tengah jalan dan jalur Transjakarta. Namun pelayanan Transjakarta akan tetap berjalan dengan halte sementara yang dipindahkan di depan Wisma Mandiri.

Shimizu- Adhi Karya Joint Venture selaku pelaksanaan pekerjaan konstruksi MRT fase II, bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keselamatan kerja. "Kami juga imbau kepada para pekerja untuk menjaga keselamatan diri dengan stamdar K3, memetuhi peraturan lalu lintas, dan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19," terangnya.

Sebelumnya Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, MRT fase II yang menghubungkan Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Ancol Barat, akan mulai dibangun pada 2020 segera dimulai. Setelah sebelumnya pengerjaan konstruksi MRT Jakarta fase II CP 201 yang dijadwal dimulai pada Maret 2020, molor dari jadwal yang ditetapkan.

Penyebabnya, tidak lain terkait merebaknya kasus penularan virus Corona atau Covid-19, dimana perlu pencegahan penularan bagi para pekerja konstruksi. William mengatakan, konstruksi proyek MRT Jakarta Fase II paket pertama dari Bundaran HI hingga Harmoni (CP201) dikerjakan oleh pemenang lelang yakni konsorsium perusahaan patungan Shimitsu Kobayashi dan PT Adhi Karya (Persero).

William menyebutkan konstruksi paket pertama CP 201 ini akan dimulai pada Maret 2020. "Dimana nilai kontrak untuk paket pertama tersebut, yakni Rp4 triliun untuk kebutuhan konstruksi dari Bundaran HI hingga Harmoni," terangnya.

Secara keseluruhan, terdapat 10 stasiun di lintasan MRT Fase II, mulai dari Stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Mangga Dua, dan Ancol yang juga akan dibangun depo. Ia menuturkan pembangunan proyek MRT Fase II ini memakan biaya dua kali lipat dari Fase I, yakni Rp22,5 triliun karena seluruhnya akan dibangun di bawah tanah (underground).

Selain itu juga akan dibangun melintasi situs bersejarah (heritage) dan akan menembus di bawah sungai mencapai 30 meter dari permukaan tanah. Sekaligus juga akan dibangun kawasan berorientasi transit (TOD) berbarengan dengan pembangunan konstruksi MRT Fase II.

"Kesiapannya memakan waktu karena proses desain tidak mudah, banyak jalur penting ada Monas dan Istana Kepresidenan, masuk ke Ciliwung, secara konstruksi ini menantang bangunan seluruhnya di bawah tanah, bahkan di bawah sungai," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement