Jumat 24 Jul 2020 09:08 WIB

Wall Street Ditutup Turun Tajam Akibat Aksi Jual

Wall Street turun tajam karena investor melepas saham teknologi terkemuka.

Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (23/7), karena investor melepas saham-saham teknologi terkemuka.
Foto: blog.doostang.com
Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (23/7), karena investor melepas saham-saham teknologi terkemuka.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (23/7), karena investor melepas saham-saham teknologi terkemuka. Pelemahan juga didorong oleh beragamnya laporan keuangan emiten dan tanda-tanda pandemi corona kian memburuk, yang dapat mempertajam resesi ekonomi yang dalam.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 353,51 poin atau 1,31 persen menjadi ditutup pada 26.652,33 poin. Indeks S&P 500 merosot 40,36 poin atau 1,23 persen menjadi berakhir di 3.235,66 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup terperosok 244,71 poin atau 2,29 persen, menjadi 10.461,42 poin.

Baca Juga

Dari 11 sektor utama di S&P 500, delapan ditutup di zona merah, dengan saham teknologi mencatat penurunan persentase terbesar. Indeks S&P 500 tergelincir lebih dari satu persen, menghentikan kenaikan beruntun empat hari dengan penurunan persentase harian terbesar sejak 26 Juni. Ketiga indeks utama AS melemah, terutama terseret jatuhnya saham Apple, Microsoft Corp dan Amazon.com.

Aksi jual meningkat setelah kelompok pengawas teknologi melaporkan bahwa Apple Inc menghadapi penyelidikan perlindungan konsumen di berbagai negara. Saham Apple dan Microsoft anjlok lebih dari empat persen, memimpin kerugian dalam indeks 30-saham saham unggulan. Saham raksasa teknologi AS lainnya, termasuk Facebook, Amazon, Netflix, dan induks perusahaan Google Alphabet, semuanya ditutup lebih rendah.

Apple mengakhiri sesi dengan terpuruk 4,6 persen. Microsoft Corp jatuh 4,3 persen setelah melaporkan bisnis cloud computing Azure (anak perusahaan) melaporkan pertumbuhan kuartalan pertama kalinya di bawah 50 persen.

"Ada perbedaan nyata antara pertumbuhan dan nilai dan penyempitan telah dimulai," kata Wakil Presiden Senior Wedbush Securities,Stephen Massocca, di San Francisco. Departemen Tenaga Kerja mengungkapkan pengangguran AS secara tak terduga melonjak menjadi 1,416 juta pada pekan lalu. Jumlah tersebut tidak termasuk penerima Bantuan Pengangguran Pandemi yang akan berakhir pada 31 Juli.

Musim pelaporan laba kuartal kedua berjalan lancar, dengan 113 konstituen S&P 500 telah melaporkan. Data refinitiv menunjukkan bahwa 77 persen dari mereka telah mengalahkan ekspektasi yang sangat rendah.

American Airlines Group Inc melonjak 3,7 persen setelah mengumumkan akan mempertimbangkan kembali jumlah penerbangan yang akan ditambah pada Agustus dan September. Juga, ia melaporkan kerugian yang disesuaikan per saham sebesar 7,82 dolar. Twitter Inc juga melonjak 4,1 persen setelah melaporkan pertumbuhan pengguna harian tahunan tertinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement