Jumat 24 Jul 2020 07:39 WIB

Bandara Baghdad Sudah Dibuka Kembali

Karena pandemi Covid-19 bandara Baghdad sempat ditutup selama empat bulan

Rep: Mabruroh/ Red: Christiyaningsih
Bandara Internasional Baghdad di Irak. Karena pandemi Covid-19 bandara Baghdad sempat ditutup selama empat bulan. Ilustrasi.
Foto: REUTERS/Mohammed Ameen
Bandara Internasional Baghdad di Irak. Karena pandemi Covid-19 bandara Baghdad sempat ditutup selama empat bulan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Bandara Internasional Baghdad telah dibuka kembali pada Kamis (23/7). Sebelumnya, karena pandemi Covid-19 bandara sempat ditutup selama empat bulan.

Dilansir The National pada Jumat (24/7), Irak menangguhkan semua penerbangan ke dan dari bandara Baghdad sejak 17 Maret. Sejak itu, pemerintah memberlakukan jam malam di ibu kota serta di kota-kota lain yang tercatat memiliki tingkat infeksi tinggi.

Baca Juga

Juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Irak mengatakan penumpang yang masuk diharuskan mengikuti tes 48 jam sebelum naik dan melakukan penerbangan menuju Baghdad. Sedangkan penumpang yang melakukan perjalanan dari bandara Baghdad diminta untuk mengambil tes PCR (polymerase chain reaction) beberapa hari sebelum penerbangan mereka.

Penerbangan ke Beirut dan Kairo dijadwalkan lepas landas pada Kamis pagi.

Bandara-bandara di kota-kota selatan Najaf dan Basra juga dibuka kembali untuk beberapa penerbangan tetapi bandara-bandara di kota-kota Kurdi di Erbil dan Sulaymaniyah tetap ditutup.

"Penerbangan komersial akan dilanjutkan pada 1 Agustus," ujar pihak berwenang dilansir The National, Jumat (24/7).

Dimulainya kembali penerbangan dipandang sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk mengurangi pembatasan di seluruh negeri dan meningkatkan ekonomi. Meskipun kasus-kasus positif terus meningkat setiap harinya.

Sedangkan untuk hari libur Idul Adha, pemerintah menegaskan bahwa penutupan penuh akan diberlakukan pekan depan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan Covid-19.

Otoritas kesehatan telah mendesak masyarakat untuk mematuhi langkah-langkah resmi untuk membantu memerangi penyebaran virus. Menurut mereka, sistem perawatan kesehatan negaranya berada di ambang kehancuran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement