Kamis 23 Jul 2020 23:45 WIB

Cak Imin Minta Nadiem Sowan ke NU dan Muhammadiyah

NU dan Muhammadiyah memiliki peran besar dalam pendidikan tanah air.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengharapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menemui dua Ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Hal itu untuk mencari solusi atas stagnasi pendidikan di Indonesia.

"Tentu saya berharap Mendikbud segera datang ke Nahdlatul Ulama, datang ke Muhammadiyah untuk mencari jalan keluar atas stagnasi pendidikan kita," ujar Cak Imin, sapaan Muhaimin kepada wartawan dalam tasyakuran hari lahir (Harlah) PKB ke-22 di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Nama NU dan Muhammadiyah disebut Cak Imin mengingat peran besar kedua organisasi kemasyarakatan tersebut dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Cak Imin menilai pendidikan di Indonesia mengalami stagnasi karena kesulitan dalam penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan Nadiem.

"Salah satu stagnasi yang kita hadapi, sekarang pendidikan di tingkat Sekolah Dasar mengalami kesulitan, (PJJ) online enggak jalan, lapangan enggak jalan. Karena itu, kita harus terus berupaya agar keterlibatan semua kalangan dalam memajukan pendidikan," kata Cak Imin.

Dalam pidatonya saat membuka acara tasyakuran Harlah PKB ke-22 yang diperingati 23 Juli 2020, Cak Imin meminta Nadiem agar tidak melupakan peran NU dan Muhammadiyah, agar tidak kualat. "Jadi apapun kebijakannya jangan sampai pernah tidak melibatkan NU dan termasuk Muhammadiyah. Kalau nggak kualat minimal itu yang terjadi," kata Cak Imin.

Cak Imin mengaku sejak awal mendukung Mendikbud Nadiem Makarim ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menilai Nadiem sosok yang mampu berpikir cepat dalam menatap tantangan ke depan. "Langkah Pak Jokowi memilih Pak Nadiem adalah langkah yang luar biasa berpikir masa depan yang cepat. Tidak normatif, efektif, dan menata masa depan yang responsif terhadap kemajemukan," kata Cak Imin.

Di dalam masa pandemi saat ini, kata Cak Imin, tentu pemerintah harus terus melakukan sejumlah evaluasi. Pertama menemukan formula dan cara kerja pendekatan baru, kedua melakukan perbaikan diri yang lebih baik dalam hal sikap dan disiplin, ketiga meningkatkan kedaulatan bangsa agar tidak terpengaruh resesi global.

Cak Imin mengatakan pendidikan adalah kunci melakukan tiga evaluasi tersebut. Apabila pendidikan dapat berjalan dengan prima meski ada pandemi Covid-19, maka Cak Imin optimistis keadaan krisis global dapat bersama-sama dilewati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement