Kamis 23 Jul 2020 18:59 WIB

Bansos Disebut Jadi Sebab Kenaikan Harga Telur Ayam Ras

Per 23 Juli 2020, rata-rata harga telur ayam ras secara nasional Rp 26.400 per kg.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menyortir telur ayam di pasar tradisional (ilustrasi).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Pedagang menyortir telur ayam di pasar tradisional (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga telur ayam ras mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan, kenaikan harga di tingkat eceran salah satunya dipengaruhi oleh tingginya permintaan untuk bantuan sosial Covid-19 baik oleh pemerintah maupun swasta.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Suhanto, mengatakan, per tanggal 23 Juli 2020, rata-rata harga telur ayam ras secara nasional sebesar Rp 26.400 per kilogram, naik 0,38 persen dibanding bulan lalu. Namun di tingkat peternak turun tipis 0,1 persen atau sebesar Rp 22.900 per kg.

Baca Juga

"Berdasarkan informasi peternak saat ini, beberapa wilayah telah menghentikan penyaluran telur ayam ras untuk bansos, meningkat harga di tingkat peternak sudah cukup tinggi," kata Suhanto kepada Republika.co.id, Kamis (23/7).

Namun, kata Suhanto, beberapa wilayah masih memasukkan telur ayam ras dalam paket bansos dengan harga paling tinggi Rp 21.000 per kg, sesuai acuan pemerintah dalam Permendag Nomor 7 Tahun 2020.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, kenaikan harga juga dipicu oleh menurunnya suplai telur di tingkat peternak. Hal itu disebabkan dari dampak pemotongan ayam ras petelur atau afkir yang dilakukan peternak pada Juni 2020. Afkir dilakukan demi menjaga harga ayam hidup tidak jatuh, sehingga perlu mengurangi produksi telur ayam ras.

"Sebagai langkah stabilisasi harga, Kemendag sudah berkoordinasi menghimbau para asosiasi peternak dan beberapa telah melakukan operasi pasar mandiri kepada masyarakat dengan azas kehati2an dgn tetap mengutamakan protokol kesehatan dalam situasi PSBB ini," kata dia.

Selain itu, kata Suhanto, pihaknya terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk langkah-langkah antisipatif berikutnya. Pemerintah, kata dia, juga terus berkomunikasi dengan para peternak untuk memantau perkembangan kondisi pasokan dan harga di tingkat peternak dalam beberapa waktu kedepan.

"Seiring mulai menurunnya permintaan saluran bansos, diperkirakan harga telur ayam ras akan terkoreksi dan kembali normal dalam satu hingga dua minggu ke depan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement