REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Asosiasi Bola Basket Nasional (NBA) telah memutuskan hubungan dengan pusat pelatihan basket di Xinjiang, Cina, yang menjadi sasaran kecaman internasional atas perlakuan Cina terhadap kaum minoritas di sana.
Dalam sepucuk surat yang disiarkan online oleh Senator Marsha Blackburn, liga profesional basket AS juga mengatakan telah kehilangan pendapatan "ratusan juta dolar" setelah perusahaan penyiaran Cina membatalkan pertandingannya tahun lalu di tengah pertikaian sengit yang dipicu ketika seorang eksekutif Houston Rockets menyatakan dukungannya kepada gerakan unjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.
Pernyataan NBA dimuat dalam surat tertanggal 21 Juli kepada Blackburn yang diposting pada laman resmi politisi Tennessee tersebut Rabu (22/7) waktu setempat.
Surat ini ditandatangani oleh Wakil Komisioner NBA Mark Tatum dan dikirimkan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan Blackburn tentang keterlibatan NBA di Xinjiang yang disebut sang senator sebagai "salah satu zona kemanusiaan terburuk di dunia".
"NBA sudah tidak terlibat dalam akademi bola basket Xinjiang selama lebih dari satu tahun, dan hubungan telah diputus," tulis Tatumyang dibenarkan oleh seorang pejabat NBA.
Lebih dari satu juta etnis Uighur dan suku minoritas lainnya yang sebagian besar warga Muslim etnis Turki, digiring ke kamp-kamp interniran Xinjiang untuk menjalani indoktrinasi politik, kata para pembela hak asasi manusia dan para pakar.
Cina terus ditekan Amerika Serikat dan mitra-mitra dagang dalam berbagai isu, termasuk isu Xinjiang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
