Kamis 23 Jul 2020 08:45 WIB

ASITA Sulsel Lakukan Simulasi Wisata di Era New Normal

ASITA akan menyinergikan SOP dengan apa yang dibuat pemerintah.

Suasana Anjungan Pantai Losari yang telah ditutup untuk umum saat matahari tenggelam di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (17/4/2020). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam percepatan penanganan COVID-19 di Kota Makassar akan diterapkan pada Jumat (24/4/2020) mendatang.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Suasana Anjungan Pantai Losari yang telah ditutup untuk umum saat matahari tenggelam di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (17/4/2020). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam percepatan penanganan COVID-19 di Kota Makassar akan diterapkan pada Jumat (24/4/2020) mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies/ASITA) Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan simulasi penerapan tatanan normal baru untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata. Ketua DPD ASITA Sulawesi Selatan Didi L Manaba mengatakan dalam masa pandemi COVID-19 dan kondisi pengetatan keluar masuk di Kota Makassar, membuat program mereka tidak dapat berjalan normal.

"Jadi kami manfaatkan kondisi ini dengan lakukan simulasi, bagaimana menerapkan SOP protokol kesehatan, bagaimana saat kita berada di bus wisata, turun di objek wisata hingga mengatur apa-apa yang harus diperhatikan saat melakukan tur," katanya.

Baca Juga

Ia menjelaskan setiap asosiasi, organisasi, lembaga, dan sebagainya, punya penerapan protokol kesehatan masing-masing. Khusus di ASITA, mereka sinergikan dengan SOP (standar prosedur operasi) pemerintah. Misalnya destinasi wisata di daerah, pihaknya selalu koordinasi dan saling melengkapi dalam hal paket wisata.

Jadi, kata dia, jika SOP yang diterapkan pemerintah kurang, maka ASITA akan menambahnya, Sebaliknya apa yang menjadi kekurangan SOP-nya, maka pemerintah bisa memanfaatkan dan menambahkan guna menggerakan perekonomian, khususnya di sektor pariwisata.

"Semua orang seharusnya sudah sadar dan mengetahui bagaimana ancaman COVID-19 ini sehingga tidak main-main. Kami tentu ingin perekonomian di daerah kembali bergerak khususnya sektor pariwisata," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement