Rabu 22 Jul 2020 18:51 WIB

Luhut: Indonesia Sudah Mampu Buat Paracetamol Sendiri

Selama ini, menurut Luhut, Indonesia masih mengimpor paracetamol.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan di tengah kondisi pandemi, Indonesia kini telah mampu membuat paracetamol. Selain itu, kata dia, Indonesia juga mampu membuat sendiri alat tes cepat Covid-19 yang digagas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Sekarang kita sudah bisa buat obat paracetamol, selama ini kita impor dan sekarang kita sudah punya, selain itu Presiden memutuskan kita jangan impor-impor lagi, maksimalkan anggaran belanja digunakan dalam negeri. Nah sekarang kita punya rapid test yang akuratnya mencapai 99 persen dengan harga Rp75 ribu dan itu buatan BPPT," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/7).

Baca Juga

Dalam paparannya melalui konferensi video kepada peserta pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rabu, Luhut mengatakan hasil tersebut merupakan hasil salah satu pola kepemimpinan, yaitu dapat membuat keputusan yang cepat dan tepat dalam keadaan tertekan.

Luhut juga berpesan kepada peserta untuk tetap selalu berinovasi dan berani mengambil keputusan dengan tetap didukung oleh data-data yang ada.

"Kita sudah masuk fase ketiga dalam uji klinis untuk vaksin Covid-19. Sekitar Desember-Februari kemungkinan kita sudah punya vaksin Covid-19, hal ini termasuk dengan leadership untuk berani mengambil keputusan, jadi pemimpin itu harus berani mengambil keputusan dengan didukung oleh data-data dan saya ingatkan juga agar di manapun tempat anda bertugas saudara-saudara harus punya inovasi untuk melakukan pengembangan. Sebenarnya kepemimpinan itu mengarahkan anak buahmu untuk berpola pikir bebas dalam berinovasi," jelasnya.

Luhut berbagi cerita tentang pengalamannya menjadi seorang pemimpin sejak tentara sampai dengan menjadi seorang menteri.

"Check, recheck, and check again, itu yang saya dapat dari akademi militer. Komandan saya selalu bilang setiap dapat perintah itu harus cek lagi. Jadi hal tersebut lebih meyakinkan dan dapat menghindari kesalahan yang ada, segala macam pastikan cek satu-satu, dan jangan bosan akan hal itu," katanya.

Luhut juga memaparkan upaya pemerintah dalam penanganan ekonomi Indonesia. Ia menjelaskan Covid-19 memberi dampak terhadap enam sektor teratas yang berkontribusi pada 69 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Penurunan pertumbuhan yang paling siginifikan terlihat pada sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, dan konstruksi. "Sisi demand sektor konsumsi memang terpukul berat, tapi semua negara bertahap membuka diri, proses pengambilan keputusan itu harus didengar dari kiri kanan, masalah dipilah, jadi menyelesaikannya tidak rumit, dan harus ada solusinya. Selain itu lihat dari literatur yang ada sebelum mengatakan iya ataupun tidak, itu yang dilakukan Presiden dan kami para pembantunya sehingga kita tidak melakukan lockdown akan tetapi PSBB," paparnya.

Luhut pun memberikan pesan untuk bekerja dengan baik dan benar. "Saya titip pesan sebagai seniormu, anda punya Menteri yang paten yaitu Pak Basuki, dia betul-betul kerja di lapangan dengan sangat baik, maka dari itu jadilah pemimpin yang bisa memberikan ketauladanan kepada anak buahmu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement