Rabu 22 Jul 2020 15:59 WIB

Turki Undang Pemimpin Dunia Sholat Jumat di Hagia Sophia

Sebanyak 500 jamaah diperkirakan menghadiri sholat Jumat pertama di Hagia Sophia.

 Turki Undang Pemimpin Dunia Sholat Jumat di Hagia Sophia. Hagia Sophia di Istanbul, Turki.
Foto: EPA-EFE / TOLGA BOZOGLU
Turki Undang Pemimpin Dunia Sholat Jumat di Hagia Sophia. Hagia Sophia di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sholat Jumat perdana akan digelar di Hagia Sophia pekan ini. Pemerintah Turki telah mengundang banyak pemimpin asing untuk menghadiri pembukaan tersebut.

Dilansir di Hurriyet Daily News, Selasa (21/7), setelah kembali sebagai masjid, persiapan masih berlangsung di Hagia Sophia untuk sholat pertama yang akan diadakan pada 24 Juli. Sekitar 1.000 hingga 1.500 orang diperkirakan akan menghadiri sholat Jumat, yang dibacakan oleh Kepala Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet) Ali Erbaş.

Baca Juga

Doa akan diadakan sejalan dengan protokol kesehatan, seperti masker wajah, disinfektan tangan dan sajadah akan dibagikan kepada para peserta. Selain Presiden Recep Tayyip Erdoğan, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahçeli, wakil dan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa dan para menteri Turki diperkirakan akan menghadiri sholat Jumat.

Banyak pemimpin dari berbagai negara juga diundang ke Hagia Sophia. Presiden negara-negara seperti Azerbaijan dan Qatar diharapkan menghadiri sholat Jumat tersebut. Erdogan berkunjung ke Hagia Sofia pada 19 Juli, sebelum sholat Jumat pertama. 

photo
Infografis Hagia Sophia yang Megah. - (Republika.co.id)

Dalam kunjungan kilat yang dianggap sebagai inspeksi, Erdogan memeriksa pekerjaan konversi. Kantor presiden juga menunjukkan gambar yang perancah di dalam gedung.

Mozaik dan lukisan di dinding Hagia Sophia akan ditutup oleh tirai selama sholat Jumat berlangsung. Mekanisme tirai yang dipakai akan serupa dengan yang digunakan dalam industri film. Dengan demikian, tidak ada paku yang digunakan ketika memasang tirai tersebut.

Mozaik Theotokos setinggi 6,5 meter dan mozaik Jibril setinggi 7,5 meter, yang terlihat dari lantai dasar, akan dibuka dan ditutup dengan tirai, masing-masing selama satu menit. Teknologi laser yang dipertimbangkan pada awalnya tidak jadi digunakan.

Perancah, yang didirikan untuk restorasi, juga akan ditutup dengan tirai. Sementara itu, panel sectus omphalion opus akan dibiarkan di bawah permadani untuk sholat. Namun demikian, untuk mencegah mozaik dari kerusakan, dua lapisan kain akan diletakkan di bawah karpet. 

Karpet, yang akan digunakan di Hagia Sophia, sedang diproduksi di provinsi Manisa barat di salah satu pabrik pertama Turki di mana permadani ditenun dengan mesin. Terbuat dari 100 persen wol asli, karpet itu bermotifkan era Ottoman abad ke-17. 

Aljazirah melaporkan, diperkirakan 500 jamaah akan menghadiri sholat Jumat di Hagia Sophia. Saat sholat Jumat, Hagia Sophia tetap terbuka bagi pengunjung dan wisatawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement