Rabu 22 Jul 2020 06:22 WIB

Kemendikbud Targetkan Jalur Rempah Diakui UNESCO pada 2024

Kemendikbud akan melakukan riset dan pendataan mengenai jalur rempah.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Jalur rempah-rempah di Indonesia Timur
Foto: Shelbi Asrianti / Republika
Jalur rempah-rempah di Indonesia Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ingin pada tahun 2024 jalur rempah menjadi warisan dunia yang diakui UNESCO. Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menjelaskan upaya yang dilakukan Kemendikbud untuk mencapai target ini yakni melakukan pendataan, riset mengumpulkan hasil dan temuan di lapangan mengenai sejarah.

"Harapan dalam program ini kedepannya adalah kita ingin sekali jalur rempah ini bukan hanya untuk kepentingan sejarah yang sifatnya masa lalu, tetapi juga untuk jaman sekarang," kata Hilmar, dalam keterangannya, Selasa (21/7).

Baca Juga

Hilmar mengungkapkan, masalah saat ini seperti covid-19, masyarakat harus meningkatkan daya tahan tubuhnya. Terkait hal ini rempah-rempah memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh karenanya, Hilmar menilai rempah-rempah mempunyai peran yang luar biasa.

"Kita berharap potensi rempah yang kita miliki saat ini punya kontribusi terhadap kesehatan global dan itu sudah dilakukan selama ratusan tahun, dan rempah rempah ini punya khasnya bermacam macam digunakan baik di dalam makanan, pengobatan herbal," kata dia lagi.

Festival Kepulauan Rempah sebelumnya sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat tahun lalu. Bupati Halmahera Barat, Danny Missy mengatakan, Maluku Utara merupakan daerah yang memiliki kekayaan rempah berlimpah. Pada masa lalu, rempah yang dimiliki Maluku Utara diperebutkan oleh Portugis, Spanyol, dan bangsa-bangsa lain.

"Untuk kabupaten Halbar sendiri dalam rangka bagaimana kita meningkatkan kapasitas pemahaman terhadap jalur rempah ini, kami menggandeng javara membutuhkan olahan makanan dari rempah, seperti teh rempah, kopi rempah, kue rempah yang berasal dari pala dan cengkeh, sehingga bisa dikemas dalam bentuk makanan atau minuman yang ditingkatkan hingga pada tahapan ekspor," kata Danny.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement