Selasa 21 Jul 2020 19:42 WIB

Phising Bisa Serang Anak, Bagaimana Cara Menangkalnya?

Phising adalah upaya kejahatan mencuri data pribadi dengan pura-pura mengenal korban.

Upaya kejahatan phising tak hanya mengancam orang dewasa, tetapi juga anak-anak, khususnya yang memiliki email pribadi (Foto: ilustrasi anak bermain komputer)
Foto: Boldsky
Upaya kejahatan phising tak hanya mengancam orang dewasa, tetapi juga anak-anak, khususnya yang memiliki email pribadi (Foto: ilustrasi anak bermain komputer)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Phising atau upaya seseorang mencoba mencuri informasi pribadi dengan berpura-pura menjadi orang yang dipercaya kian marak ditemui. Pelaku kejahatan siber ini akan pura-pura mengenal korban melalui surat elektronik dan lainnya.

Upaya kejahatan ini tak hanya mengancam orang dewasa, tetapi juga anak-anak, khususnya yang memiliki email pribadi. Namun, phising bisa dicegah dengan mengajarkan cara menangkalnya pada anak.

Baca Juga

Aldrich Christopher dari Trust & Safety, Google Asia Pasific dalam Webinar "Tangkas Berinternet", Selasa (21/7), mengatakan bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan dengan memeriksa kredibilitas situs. Sebelum mengklik tautan, link, atau memasukkan sandi di situs, periksa apakah URL di situsnya sama dengan nama dan informasi perusahaan atau produk yang dicari.

Kedua, ajarkan anak menggunakan situs yang aman, salah satunya memastikan URL situs dimulai dengan "https://" dengan ikon gembok. Ketiga, ajarkan anak jangan mudah tertipu scam. Jika ada email atau situs yang menawarkan sesuatu yang sepertinya tidak masuk akal misalnya peluang untuk menghasilkan banyak uang.

Keempat, ingatkan anak situs atau iklan tidak dapat mengetahui apakah ada masalah pada perangkatnya. Scam dapat mencoba menipu untuk mengunggah malware atau software yang tidak diinginkan dengan memberi tahu Anda ada masalah di perangkat.

Kelima, semua orang bisa tertipu scam di internet. Ingatkan anak untuk segera memberi tahu Anda, guru atau orang dewasa lainnya yang dia percayai dan segera ubah sandi akun. Khusus untuk pembuatan sandi yang kuat, sebaiknya ajarkan anak tidak menggunakan informasi pribadi. 

Ajari mereka membuat kata sandi minimal delapan karakter dengan kombinasi angka, simbol, huruf besar dan kecil atau frasa sandi lalu mengambil inisial dan harus mudah diingat. Aldrich juga mengingatkan, ada serangan phishing yang jelas-jelas palsu namun adapula yang tindakannya terlihat sangat meyakinkan.

"Lihat apa yang diminta, kalau informasi pribadi, harus curiga. Tipsnya, lihat apa email terlihat profesional, ada logo, kesalahan eja. Lalu URL apakah sudah pakai "https://", ada pop-up berisi spam?," kata dia.

Selain itu, pada email phishing, apa yang tertulis di bagian persyaratan dan ketentuan tidak cocok dengan pesan di email. Anda bisa sekaligus mempelajari cara mencegah phishing melalui tautan g.co/PhishingQuiz dan g.co/TangkasBerinternet dari Google.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement