Selasa 21 Jul 2020 17:49 WIB

IHSG Menguat, KAEF dan INAF Melesat Berkat Temuan Vaksin

Selain vaksin, peningkatan harga komoditas juga mengerek harga saham-saham tambang.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan mengambil gambar layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Selasa (21/7) didorong perkembangan positif penemuan vaksin Covid-19.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Karyawan mengambil gambar layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Selasa (21/7) didorong perkembangan positif penemuan vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Selasa (21/7). Menguatnya indeks saham didorong oleh perkembangan positif penemuan vaksin Covid-19 di dalam negeri.

IHSG menguat sebesar 1,26 persen atau naik 63,60 poin ke level 5.114,71 dengan saham sektor aneka industri naik 4,16 persen dan pertambangan meningkat 3,19 persen. Keduanya memimpin penguatan hingga akhir sesi perdagangan. 

Baca Juga

Saham-saham produsen obat-obatan seperti INAF menguat 24,9 persen dan KAEF naik 24,73 persen. "Kedua saham milik emiten pelat merah ini bahkan mengalami auto rejections setelah munculnya kabar kemajuan vaksin Covid-19 di dalam negeri," kata analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi. 

Sebelumnya, Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menyampaikan Bio Farma siap memproduksi vaksin Covid-19 hingga 100 juta dosis per tahun. Uji klinis vaksin Covid-19 ditargetkan pada awal tahun depan. Vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China, sudah tiba di Indonesia pada Ahad (19/7).

Selain saham-saham farmasi, ASII juga menguat lebih dari lima persen setelah lembaga peringkat Fitch Rating berekspektasi performa empat anak usaha ASII dibidang keuangan akan tetap kuat dalam mengahadapi masalah yang datang karena pandemi virus corona. 

Sementara saham-saham pertambangan logam dan mineral memimpin penguatan dengan saham ANTM naik 5,39 persen, MDKA naik 9,15 persen, DKFT naik 4,43 persen, INCO naik 4,47 persen dan TINS naik 3,97 persen. Lanjar mengatakan, semuanya naik signifikan setelah harga biji besi naik dua persen dan harga emas naik cukup kuat di atas 1800 dolar AS per ons. 

Namun indeks konsumer naik tipis hanya 0,03 persen karena UNVR turun lebih dari sepersen. Investor asing melakukan aksi jual sebesar Rp 94,20 miliar atas saham KLBF dan TLKM mengalami aksi jual bersih terbesar. Sedangkan BMRI dan ASII menjadi top net buy value.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement