Selasa 21 Jul 2020 17:10 WIB

China Ledakkan Bendungan untuk Atasi Banjir

Peledakan bendungan dilakukan untuk mengurangi tekanan banjir.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Bendungan (ilustrasi)
Foto: ipenz.org.nz
Bendungan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pihak berwenang di China meledakkan sebagian bendungan untuk mengurangi tekanan banjir yang merenggut banyak nyawa di negara tersebut. Bendungan yang diledakkan itu berada di Sungai Chu, Provinsi Anhui, anak sungai dari Sungai Yangtze pada Ahad (19/7) pagi waktu setempat.

Tingkat air setelah ledakan bendungan diperkirakan akan turun 70 centimeter. Air yang dilepaskan bendungan itu disalurkan ke dua kolam penyimpanan di dataran banjir yang dapat menampung dari 60 meter kubik atau 2,1 miliar kaki kubik air.

Baca Juga

Dilansir laman Guardian, tingkat air di banyak sungai tahun ini di China memang luar biasa tinggi karena hujan lebat. Meledakkan bendungan dan tanggul untuk membuang air adalah respons ekstrem yang digunakan selama banjir terburuk di China pada 1998, ketika lebih dari 2.000 orang meninggal dan hampir 3 juta rumah hancur.

Pekan lalu, Bendungan Tiga Ngarai raksasa di Yangtze membuka tiga pintu air setelah permukaan air naik lebih dari 15 meter di atas permukaan banjir. Puncak banjir lainnya diperkirakan akan tiba di bendungan pada Selasa (21/7).

Di tempat lain, tentara dan pekerja telah menguji kekuatan tanggul dan menopangnya dengan karung pasir dan batu. Pada Sabtu lalu, petugas pemadam kebakaran dan yang lainnya selesai mengisi celah seluas 188 meter di Danau Poyang, danau air tawar terbesar di Cina yang telah menyebabkan banjir meluas di 15 desa dan ladang pertanian di provinsi Jiangxi. Lebih dari 14 ribu orang mengungsi.

Banjir musiman menghantam sebagian besar wilayah China setiap tahun, terutama di wilayah tengah dan selatannya, tetapi musim panas ini sangat parah. Lebih dari 150 orang tewas atau hilang karena banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat.

Menurut Kementerian Manajemen Darurat, sekitar 1,8  juta orang telah dievakuasi dan kerugian langsung akibat banjir diperkirakan lebih dari 7 miliar dolar AS. Kota-kota besar telah terhindar sejauh ini, tetapi kekhawatiran telah meningkat atas Wuhan dan kota-kota metropolitan hilir lainnya yang merupakan rumah bagi puluhan juta orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement