Selasa 21 Jul 2020 14:42 WIB

Penanganan Cepat Tanggap Gontor Hadapi Kasus Covid-19

Edukasi menjaga kebersihan dan mematuhi protokol kesehatan telah diterapkan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Hiru Muhammad
Petugas melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada sejumlah barang milik santriwati dari Pondok Modern Darussalam Gontor, Jatim saat tiba di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Ahad (12/4/2020). Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Semarang memberlakukan sejumlah protokol kesehatan sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada 290 santriwati dari pondok tersebut yang akan pulang ke sejumlah wilayah di Jateng untuk antisipasi penyebaran virus Corona (COVID-19).
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Petugas melakukan penyemprotan cairan disinfektan pada sejumlah barang milik santriwati dari Pondok Modern Darussalam Gontor, Jatim saat tiba di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Ahad (12/4/2020). Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Semarang memberlakukan sejumlah protokol kesehatan sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada 290 santriwati dari pondok tersebut yang akan pulang ke sejumlah wilayah di Jateng untuk antisipasi penyebaran virus Corona (COVID-19).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Awal Juli, Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor mencatat kasus pertama Covid-19. Kini, dari total 50 santri yang terpapar virus, 40 anak sudah dinyatakan sembuh.

Rektor universitas Darussalam Gontor dan Pembina satgas Covid-19 Gontor, Prof. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, menyebut kasus pertama diketahui setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo menghubungi pihak pesantren. Salah satu wali santri yang tinggal di Sidoarjo diketahui terpapar Covid-19.

"Salah satu wali santri dari Sidoarjo positif Covid-19. Maka perlu diadakan tindakan. Lantas ditindaklanjuti dengan mengisolasi anaknya," ujar Kiai Amal Fathullah dalam siaran langsung BNPB, Selasa (21/7).

Santri ini lantas melakukan tes swab pada 2 Juli. Dua hari kemudian saat hasil swab keluar dan menunjukkan tanda positif, ia dibawa ke RS Darmayu Ponorogo. Pada 9 Juli dilakukan swab kedua dan hasilnya negatif.

Pasca-penanganan terhadap santri tersebut, santri yang lain juga diperhatikan. Teman-temannya yang berada di kelas maupun kamar yang sama langsung diisolasi.

Kasus kedua muncul saat pihak Ponpes melakukan rapid test bagi santri baru yang akan pergi ke Kendari, sebanyak 150 anak. Hasilnya, 11 santri menunjukkan tanda reaktif.

Dari hasil swab yang dilakukan pada 11 santri, enam orang dinyatakan positif. Sementara sisanya, dilakukan swab sebanyak dua kali, dan pada tes kedua empat orang dinyatakan positif. Total 10 orang tercatat terpapar Covid-19 dan dibawa ke rumah sakit di Surabaya.

"Mereka masuk RS Darurat Indrapura Surabaya pada 12 Juli. Tiga hari kemudian, semuanya dinyatakan sembuh," kata dia.

Kasus Covid-19 berikutnya muncul dengan ditemukannya 12 santri terpapar Covid-19, dan sembuh 11 anak tiga hari kemudian. Gelombang ketiga muncul di Ponpes Gontor dengan 14 santri terpapar virus, namun sudah sembuh 13 anak.

Gelombang keempat, lima santri dirawat namun sudah sembuh semua. Terakhir, delapan santri hingga kini masih dirawat di rumah sakit di Surabaya."Santri kami yang positif itu ada 50, dengan 40 sudah sembuh dan pulang ke pondok. Untuk menjaga dan berhati-hati, mereka tetap dikarantina di suatu tempat. 10 orang yang masih dirawat, kami tunggu," ujar Kiai Amal Fathullah.

Setelah ditemukan kasus pertama di Ponpes Gontor, Gubernur Jawa Timur melalui Satgas Covid-19 mengirimkan bantuan. Alat Pelindung Diri (APD), 10.000 masker, serta 1.500 alat tes rapid dikirimkan.

Edukasi terkait menjaga kebersihan dan mematuhi protokol kesehatan Covid-19 disebut Kiai Amal Fathullah selalu diterapkan, meski di luar kurikulum. Dengan kondisi 24 jam selalu bersama, kesempatan edukasi terhadap seluruh warga Ponpes sangat luas.

Ia juga menyebut saat kasus pertama diumumkan, penanganan Covid-19 di Ponorogo agak lambat. Alat swab yang telah digunakan juga harus dibawa ke Surabaya untuk mendapatkan hasil.

Hasilnya tes swab baru terlihat setelah 4 hingga 6 hari. Akhirnya, alumni Ponpes Gontor berinisiatif wakaf alat tes PCR senilai Rp 3,2 milyar untuk membantu penanganan Covid-19. Karena RS Gontor belum selesai, tes swab ponpes dititipkan ke RS Aisyiyah Ponorogo.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement