Selasa 21 Jul 2020 14:41 WIB

Filipina Tingkatkan Tes Pemeriksaan Virus Corona

Sejauh ini, Filipina telah menguji hampir 1,1 juta orang.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/AP/Malacanang Presidential Photographers Division/S. Celi Jr.
picture-alliance/AP/Malacanang Presidential Photographers Division/S. Celi Jr.

Menteri Kesehatan Filipina Francisco Duque menyatakan, pemerintah bermaksud meningkatkan tes pengujian virus corona terhadap 32 ribu hingga 40 ribu orang per hari, yang sebelumnya hanya 20 ribu hingga 23 ribu orang per hari.

Sejauh ini, Filipina telah menguji hampir 1,1 juta orang, tetapi Duque mengatakan targetnya  10 juta orang atau hampir sepersepuluh dari jumlah populasi untuk diuji pada kuartal kedua tahun depan.

“Kami tidak dapat menguji setiap warga karena tidak ada negara yang melakukannya bahkan negara terkaya sekali pun, Amerika Serikat,” kata Duque.

Di Asia Tenggara, Filipina berada di peringkat kedua setelah Indonesia dalam hal jumlah kasus infeksi dan kematian. Kasus infeksi melonjak hampir empat kali lipat menjadi 68.898 dan kematian bertambah hampir dua kali lipat menjadi 1.835, sejak pemerintah melonggarkan kebijakan lockdown pada Juni lalu.

Penguncian telah diberlakukan kembali di beberapa daerah yang paling terdampak.

Data dari agregator statistik Statista, dari 30 negara yang terkena dampak pandemic COVID-19, Filipina berada di peringkat ke-24 dalam hal tingkat pengujian.

Presiden Rodrigo Duterte mengancam akan menangkap siapa saja yang menyebarkan virus, menolak memakai masker atau tidak menjaga jarak dengan orang lain. Ia tegas mengeluarkan peringatan ini pada bulan April, pelanggar aturan lockdown dapat ditembak karena menyebabkan masalah.

"Kami tidak memiliki keraguan dalam menangkap orang," kata Duterte dalam pidato yang disiarkan Selasa (21/7).

"Jika Anda dibawa ke kantor polisi dan ditahan, maka itu akan memberi Anda pelajaran untuk selamanya," katanya tentang siapa pun yang tertangkap basah tidak mengenakan masker.

Pekan lalu, para pejabat mengatakan petugas kesehatan dan polisi akan membawa pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala dari rumah mereka dan menempatkan mereka di pusat-pusat isolasi, di mana tindakan tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia.

ha/rap (Reuters)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement