Selasa 21 Jul 2020 09:39 WIB

Konflik Keras di Suriah, Rusia: Hubungan dengan Turki Kokoh

Rusia dan Turki konflik di Suriah dan Libya namun kokoh dalam hubungan ekonomi

Rep: Dmitri Chirciu/ Red: Elba Damhuri
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: Kremlin Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Hubungan Rusia dan Turki "dilandaskan pada dasar yang kuat" dan memiliki "saling ketergantungan yang positif," kata wakil menteri luar negeri Rusia pada Kamis.

Kedua negara bekerja sama dalam proyek-proyek jangka panjang, termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu dan pipa gas TurkStream. Demikian ungkap Alexander Grushko dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Interfax Rusia.

"Jika Anda melihat isi dari hubungan bilateral, termasuk ekonomi, energi, dan hubungan kemanusiaan, sulit untuk tidak melihat bahwa mereka didasarkan pada landasan yang kuat," tutur dia.

“Jelas ada unsur-unsur saling ketergantungan yang positif dalam hal ini. Proyek-proyek seperti TurkStream dan pembangkit listrik tenaga nuklir Akkuyu berdampak pada hubungan.”

Berkat upaya presiden Rusia dan Turki, kedua negara telah membuat "kemajuan besar dalam membangun kemitraan strategis," ungkap diplomat itu. 

Mengenai Suriah, Grushko mengatakan bahwa terlepas dari pemahaman terhadap situasi yang berbeda, Moskow dan Ankara bersatu dalam keyakinan mereka bahwa Suriah harus jadi "negara berdaulat, tak terpisahkan, dan Suriah sendiri yang harus menentukan nasib mereka."

“Kami menyadari bahwa Rusia dan Turki mungkin memiliki pandangan yang berbeda, termasuk di Timur Tengah. Tetapi jangan lupa bahwa Rusia dan Turki, dengan partisipasi Iran, berhasil menciptakan format Astana, yang hari ini merumuskan prinsip-prinsip dasar permukiman Suriah,” kata dia.

Suriah dilanda perang saudara yang ganas sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga.

Sejak itu, ratusan ribu orang terbunuh dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi, menurut laporan PBB.

 

Link: https://www.aa.com.tr/id/turki

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement