Selasa 21 Jul 2020 05:10 WIB

Mengapa Kita Dianjurkan Ucapkan Selamat Atas Kelahiran Bayi

Islam menganjurkan mengucapkan selamat atas kelahiran bayi.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Islam menganjurkan mengucapkan selamat atas kelahiran bayi. Perawat menggendong bayi yang baru lahir.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Islam menganjurkan mengucapkan selamat atas kelahiran bayi. Perawat menggendong bayi yang baru lahir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Islam memberikan anjuran agar memberikan ucapan selamat atas kelahiran jabang bayi. 

Di antaranya dalam QS Hud ayat 69, Allah SWT berfirman: 

Baca Juga

وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَىٰ قَالُوا سَلَامًا ۖ قَالَ سَلَامٌ ۖ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ

“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat". Ibrahim menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.”      

Selain surat Hud yang menceritakan anjuran memberikan ucapan selamat atas kelahiran bayi, dianjurkan juga dalam surat ash-Shafaat ayat 101 yang artinya: 

فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ  "Kami beri dia kabar gembira tentang seorang anak yang amat penyabar."

Dalam hal ini juga Allah SWT berfirman: 

وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ

"Mereka memberi kabar gembira kepadanya tentang kelahiran seorang anak yang alim (Ishaq)." (QS Adz-Dzariyat ayat 28).

Kisah tentang malaikat memberikan ucapan selamat kepada Ibrahim diabadikan Allah SWT dalam surat al-Hijr ayat 53.

قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ

“Mereka berkata: 'Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim.'" 

Selain memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim, Allah juga memberikan kabar gembira kepada Zakariya akan kelahiran seorang anak yang bernama Yahya. Kisah ini diabadikan dalam surat Maryam ayat 7:

يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا

"Hai, Zakaria! Sesungguhnya Kami memberikan kabar gembira kepada mu akan mempunyai seorang anak yang namanya Yahya yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia."

Allah SWT berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 39 kemudian, Malaikat Jibril memanggil Zakaria, sedang dia tengah berdiri melakukan sholat di mihrab:  

نَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ

“Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.”

Ibnun Qayyim dalam kitab Tuhfat Al-Maudud bi Ahkam al-Maulud, mengatakan memberikan kabar gembira atas kelahiran bayi dapat menyenangkan hati manusia. Orang Islam dianjurkan menyenangkan hati saudaranya yang telah mendapat karunia dengan memberikan selamat dam mendoakan dengan segala unsur kebaikan. 

Gembira atas kelahiran seorang anak pernah dilakukan Abu Lahab paman Rasulullah. Abu Lahab yang selanjutnya dikenal membenci Rasulullah, langsung memerdekakan budaknya bernama Tsuwaibah karena telah memberikan kabar gembira pertama kepadanya (Abu Lahab) atas kelahiran Rasulullah. "Malam ini Abdullah dikaruniai seorang anak laki-laki."

Ibnul Qayim menyampaikan, bahwa perbuatan Abu Lahab yang baik itu yakni memerdekakan budaknya tidak disia-siakan Allah. Setelah dia mati, Allah SWT memberinya minum lewat lakukan di pangkal ibu jarinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement