Ahad 19 Jul 2020 09:28 WIB

Joker Jadi Film Paling Banyak Dikomplain di Inggris

Sebagian penonton menilai film itu sebaiknya untuk penonton 18 tahun ke atas.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Film Joker.
Foto: Warner Bros via AP
Film Joker.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dewan Klasifikasi Film Inggris (BBFC) menyampaikan Joker sebagai sinema rilisan 2019 yang menuai komplain paling banyak. Pada laporan tahunannya, BBFC mengungkap ada 20 komplain terhadap film tersebut.

Film arahan sutradara Todd Phillips itu terutama dikritik karena pelabelan usia yang dianggap tidak sesuai. Sebagian penonton berpendapat, film seharusnya dikategorikan untuk usia 18 tahun ke atas, bukannya 15 tahun ke atas.

Hal itu dikarenakan banyak muatan adegan kekerasan yang dianggap tidak cocok disimak pemirsa di bawah usia dewasa. Bahkan, ada penonton yang memberikan argumen bahwa film itu seharusnya dilarang tayang di Inggris.

Joker besutan DC bercerita tentang asal-usul Arthur Fleck (yang diperankan oleh aktor Joaquin Phoenix). Pria itu berjuang melawan gangguan kesehatan mental, kemudian bertransformasi menjadi sosok penjahat "Clown Prince of Crime".

BBFC telah menanggapi berbagai komplain dari penonton. Menurut badan tersebut, Joker memang menampilkan adegan-adegan kekerasan yang kuat, tetapi tidak melibatkan penderitaan akibat rasa sakit atau cedera fisik.

Sepanjang 2019, BBFC menerima total 149 komplain terhadap film-film yang dirilis pada tahun tersebut. Jumlah tersebut cukup rendah jika dibandingkan 2018, hanya kurang sedikit dari setengah jumlah totalnya.

Awal pekan ini, sutradara Todd Phillips berbagi foto dari set film Joker tahun lalu. Sementara, sinematografer Joker Lawrence Sher mengkhawatirkan aspek psikologis sang pemeran utama, Joaquin Phoenix.

Sher mencemaskan apabila Phoenix terlalu menjiwai peran selama pembuatan film. Bagaimanapun, peran Joker telah dikenang membuat pemerannya terbenam terlalu jauh, seperti yang dialami aktor Heath Ledger, dikutip dari laman NME, Sabtu (18/7) waktu setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement