Sabtu 18 Jul 2020 14:17 WIB

Pemerataan Pembangunan di Depok Butuh Partisipasi CSR

Pembangunan di Kota Depok tidak hanya terpusat di Jalan Margonda Raya.

Rep: rusdy nurdiansyah/ Red: Hiru Muhammad
Kendaraan melintas di jalan Tol Desari seksi II, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Tol Desari (Depok - Antasari) seksi II ruas jalan Brigif - Sawangan sepanjang 6,3 kilometer mulai beroperasi hari ini dan belum dikenakan tarif.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha/pras.
Kendaraan melintas di jalan Tol Desari seksi II, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Tol Desari (Depok - Antasari) seksi II ruas jalan Brigif - Sawangan sepanjang 6,3 kilometer mulai beroperasi hari ini dan belum dikenakan tarif.

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, pemerataan pembangunan di Kota Depok tidak terlepas dari peran serta masyarakat dan juga pihak swasta, terutama, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

"Kota Depok ini dalam proses pembangunan. Pemerataan pembangunan dilakukan agar kemajuan tidak terpusat pada satu lokasi atau titik. Tentu langkah ini tidak akan bisa terealisasi jika hanya mengandalkan  Anggaraan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Depok yang terbatas," ujar Idris dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (18/7).

Menurut Idris, banyaknya investor maupun pengusaha secara langsung maupun tak langsung bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar. Maka itu, pihaknya terus menjalin komunikasi efektif dengan pihak swasta agar dapat memenuhi kewajiban sosialnya.

"CSR diatur dalam perundang-undangan. Maka dari itu, peluang ini harus diberdayakan, antara Pemkot Depok dan perusahaan atau perbankan saling memberikan manfaat. Misalnya dalam pembangunan berbagai fasilitas umum bagi masyarakat," tuturnya.

Dia mengutarakan, pembangunan di Kota Depok tidak hanya terpusat di Jalan Margonda Raya. Ini sejalan dengan tata ruang, yakni pemerataan pembangunan agar tidak lagi bertumpuk di Jalan Margonda Raya.

"Pembangunan di wilayah barat di Sawangan dan Bojongsari dapat memecah kepadatan di sepanjang Jalan Margonda Raya. Sebab, lokasi ini sudah menjadi pusat perekonomian, perkantoran dan keramaian yang padat di Kota Depok. Pemerataan pembangunan ini solusi  yang paling mungkin. Sehingga bisa memecah pusat keramaian, perbelanjaan dan perkantoran di daerah bagian barat dan timur," jelas Idris.

Lanjut Idris, terdapat empat titik yang dapat dikembangkan sebagai pusat perekonomian yakni Kecamatan Sawangan, Bojongsari, Cipayung, dan Tapos. Namun, harus diikuti dengan penataan dan pelebaran infrastruktur jalan yang ada. 

"Saat ini, kami telah mencanangkan moda transportasi berbasis rel dengan rute Pondok Labu-Bojongsari. Tapi, karena pandemi Covid-19 semua pembangunan mengalami hambatan. Namun sudah kami tawarkan kepada para investor lainnya untuk merealisasikan moda tranportasi monorel yang terjangkau. Mudah-mudahan  bisa terlaksana," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement