Sabtu 18 Jul 2020 13:13 WIB

Muslim Kenya Mulai Kembali ke Masjid

Hanya Masjid Musa di Majengo yang buka untuk umum.

Rep: Rizky surya/ Red: Didi Purwadi
Muslim Kenya meninggalkan masjid usai menunaikan shalat ashar di masjid di Mombasa, Kenya, beberapa waktu lalu.
Foto: EPA/Dai Kurokawa
Muslim Kenya meninggalkan masjid usai menunaikan shalat ashar di masjid di Mombasa, Kenya, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MOMBASA -- Ratusan Muslim di Mombasa mulai mengikuti shalat zuhur berjamaah pada Selasa (14/7) untuk pertama kalinya setelah Masjid kembali dibuka. Selama tiga bulan lalu, Masjid ditutup akibat pandemi covid-19.

Berdasarkan pantauan the Nation pada Jumat (17/7), tak semua Masjid di Mombasa County telah mengadakan ibadah berjamaah lagi seperti Masjid Ummu Kulthum, Masjid Mbaruk dan Masjid Konzi. Tercatat hanya Masjid Musa di Majengo yang buka untuk umum.

Pengurus Masjid Musa, Ustad Khalfan Kea, mengatakan pihaknya mengikuti segala prosedur kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Ia tak ingin masjidnya jadi lokasi penularan covid-19.

"Kami menerapkannya dengan konsultasi bersama Dewan Lintas Agama dan kami menjamin jamaah menjaga jarak, cuci tangan, pakai masker," kata Khalfan dilansir dari AllAfrica, Jumat (17/7).

Prosedur pencegahan covid-19 yang diterapkan sesuai standar dunia seperti pengecekan suhu jamaah yang akan masuk masjid, pakai masker selama di masjid, dan menjaga jarak. Jamaah berusia anak-anak dan lansia dilarang beribadah di masjid.

Jamaah juga diimbau membawa sajadah pribadi karena masjid tak menyediakannya. Pengurus masjid diminta melakukan pembersihan lebih rutin.

"Toilet tetap ditutup sehingga jamaah diminta mengambil wudhu dari rumah,'' kata Khalfan. ''Ibadah shalat fardhu di masjid maksimal hanya 10-15 menit per sesinya. Sedangkan, shalat Jumat boleh satu jam.''

Anggota Dewan Lintas Agama Kenya, Muhdhar Hitamy, mengatakan protokol kesehatan itu dalam tahap uji coba sebelum divalidasi. Proses validasi akan dipenuhi oleh Dewan Lintas Agama sekitar sepekan ke depan.

"Tahapan ini diperlukan sebagai bentuk observasi lalu divalidasi sebelum kami memberi masukan pada pemerintah," ucap Sheikh Hitamy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement