Sabtu 18 Jul 2020 06:49 WIB

Catur Singgah di Dunia Islam (2)

Para pecatur tangguh bermunculan di dunia Islam.

Catur Singgah di Dunia Islam. Foto: Iran dalam percaturan dengan PBB dan Barat (ilustrasi)
Catur Singgah di Dunia Islam. Foto: Iran dalam percaturan dengan PBB dan Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Seiring perkembangan waktu, Baghdad yang berdiri pada 750 M sebagai ibu kota Dinasti Abbasiyah segera berubah menjadi kota yang sangat kompleks. Baghdad pun layaknya kota besar lainnya, seperti Delhi ataupun Konstantinopel.

Pasar, perpustakaan, dan peradaban yang berkembang di Baghdad bahkan menjadi legenda di Eropa. Para khalifahnya terus mendorong terjadinya kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi, termasuk mendorong penerjemahan teks-teks Yunani.

Baca Juga

Banyak subjek yang menjadi bagian dari proyek penerjemahan itu, termasuk sains, matematika, geografi, astronomi, pertanian, dan pengobatan. Demikian pula dengan teks keagamaan. Para khalifah secara teratur mendatangkan pula orang-orang terpelajar ke Baghdad.

Mereka berasal dari Timur Tengah, Asia Tengah, Mesir, dan India. Dan, catur menjadi bagian dari salah satu upaya transfer ilmu tersebut yang dilakukan olah para khalifah. Bahkan, para master catur dari Persia dan Asia Tengah pun berdatangan ke Baghdad.

Mereka memiliki sejumlah tujuan. Selain untuk mendapatkan seorang patron atau pelindung, mereka menantang para pemain catur paling tangguh yang ada di dunia Islam. Pun, terungkap kisah bahwa para khalifah keranjingan bermain catur.

Khalifah Harun al-Rasyid, misalnya, terlibat dalam permainan catur melalui korespondensi dengan Kaisar Byzantium, Nicephorus. Ini terjadi pada 800 Masehi. Permainan strategi yang mereka lakukan melalui catur kemudian mewujud menjadi sebuah perang nyata.

Perang terjadi setelah Nicephorus menuding Harun memanfaatkan pendahulunya sebagai bidak untuk melindungi dirinya. Penerus Harun, Al-Amin, yang meninggal pada 813, mengikuti jejak pendahulunya itu, yaitu memiliki ketertarikan bermain catur.

Sebuah catatan mengungkapkan, saat ia bermain catur ada sebuah pesan yang disampaikan orang kepercayaannya tentang kemungkinan kondisi Baghdad dan desakan agar Baghdad meningkatkan kesiagaannya agar tak gampang diambil alih musuh.

Sebab, pasukan yang dipimpin dan loyal terhadap saudara tirinya, Al-Ma'mun, bisa membahayakan Baghdad. Al-Amin menerima pesan itu saat ia asyik bermain catur dan pembawa pesan mengingatkannya untuk menyudahi permainannya dan itu bukan saatnya Al-Amin bermain catur.

Mestinya, Al-Amin bergegas melihat pertahanan Baghdad atas kemungkinan serangan pasukan saudara tirinya itu. Namun, ia meminta pembawa pesan penting itu untuk bersabar. Sebab, ia hanya beberapa langkah lagi mengalahkan lawan caturnya.

Tak diketahui bagaimana permainan catur Al-Amin berakhir. Namun, pada akhirnya, ia berhasil ditangkap oleh pasukan yang dipimpin saudara tirinya itu. Strategi di atas papan catur tak bisa ia wujudkan di ranah nyata, yaitu mempertahankan kekuasannya.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement