Jumat 17 Jul 2020 23:42 WIB

Boikot Inggris ke Huawei Bakal Guncang Industri 5G, Kok Bisa?

Boikot Inggris ke Huawei Bakal Guncang Industri 5G, Kok Bisa?

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Boikot Inggris ke Huawei Bakal Guncang Industri 5G, Kok Bisa?. (FOTO: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian)
Boikot Inggris ke Huawei Bakal Guncang Industri 5G, Kok Bisa?. (FOTO: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor

Keputusan Inggris memboikot Huawei dari jaringan 5G-nya menjadi pukulan telak terhadap perusahaan telekomunikasi terbesar di Negeri Tirai Bambu itu. Bahkan, industri 5G di Inggris juga akan terdampak.

Pemblokiran terhadap Huawei mengurangi pemain di industri 5G Inggris yang kini hanya berisi Ericsson, Nokia, dan Samsung. Perusahaan terakhir menerima 'peluang' paling besar karena pemblokiran Inggris terhadap Huawei.

Namun, pemerintah Amerika Serikat (AS) menggembor-gemborkan pendekatan baru dalam infrastruktur jaringan nirkabel; namanya Open RAN. "Konsepnya, produsen peralatan 5G bekerja sama satu sama lain sehingga operator bisa memakai multivendor demi meningkatkan fleksibilitas dan mengurangi biaya," lapor Reuters, seperti dilansir pada Jumat (17/7/2020).

Baca Juga: Inggris Boikot Huawei, China: Kami Akan Ambil Tindakan Tegas!

Baca Juga: Mau Tambah Tekanan ke China, AS Akan Perluas Pembatasan Teknologi

Untuk saat ini, para pesaing Huawei tak mungkin mencatatkan peningkatan pendapatan karena siklus penjualan komponen teknologi umumnya butuh waktu lebih dari setahun. Sedikit informasi, Nokia dan Ericsson telah berjuang secara finansial dalam beberapa tahun terakhir; dengan Nokia yang mengungguli perlombaan 5G.

Sementara, Open RAN berpotensi menciptakan peluang bagi sejumlah pihak, seperti: pemasok router, chip, dan perangkat lunak--begitu menurut analis. "Ketidakpastian geopolitik memberi mereka titik masuk yang begitu diperlukan, sekarang tergantung pada para pemain Open RAN untuk manfaatkan peluang tersebut," kata perwakilan firma riset pasar Dell'Oro, Stefan Pongrats.

Operator nirkabel pada dasarnya menyambut baik rencana itu, karena dapat mengurangi pengeluaran. Namun, mereka juga cemas tentang keamanan dan risiko lainnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement