Jumat 17 Jul 2020 14:10 WIB

Koleksi Kebun Raya di Indonesia Terancam Punah

LIPI mengelola 5 kebun raya Indonesa

TAMAN KAKTUS CIBODAS. Pengunjung mengamati koleksi tanaman kaktus di taman kaktus Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat, Sabtu, (3/9).
Foto: ANTARA/Teresia May
TAMAN KAKTUS CIBODAS. Pengunjung mengamati koleksi tanaman kaktus di taman kaktus Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat, Sabtu, (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi kebun raya di Indonesia sangat strategis dengan masifnya koleksi tanaman di dalamnya. Ada banyak potensi pengembangan di dalamnya. Namun, tak sedikit di antara koleksi tersebut yang terancam punah.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko mengatakan keberadaan Kebun Raya di Indonesia menjadi sangat strategis. Bukan hanya sebagai lokasi edukasi wisata bagi warga saja, tapi juga menjadi awal mula serangkaian proses penelitian dan inovasi yang dapat mendorong penambahan nilai ekonomi negara berbasis kekayaan alam.

Baca Juga

LIPI diamanatkan mengelola keberlangsungan kebun raya di Tanah Air. Setidaknya ada 5 kebun raya di seluruh Indonesia yang sepenuhnya berada dalam pengelolaan LIPI. Lima kebun raya itu adalah yaitu Kebun Raya Cibinong, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, Kebun Raya Bogor, dan Kebun Raya Bedugul Bali.

Dalam pengelolaan tersebut, LIPI memainkan perannya dalam hal konservasi ex-situ dan riset. Salah satunya adalah pemanfaatan koleksi tanaman menjadi obat-obatan herbal, yang saat ini masih menyisakan banyak peluang pengembangan.

Menurut Handoko, dari sekitar 30 ribuan spesies tanaman, LIPI sampai saat ini baru bisa memanfaatkannya ke dalam bentuk 800 herbal atau jamu-jamuan, 30-an OHT (Obat Herbal Terstandar) dan 12 fitofarmaka. Fitofarmaka adalah obat yang sudah teruji secara klinis manfaat dan penggunaannya dalam menanggulangi suatu penyakit.

“Jadi bisa kita bayangkan dari 30 ribu itu baru 12 yang kita manfaatkan,” kata Handoko dalam telekonferensi bersama media, Kamis (16/7).

Meski begitu, LIPI juga tak ketinggalan memanfaatkan kekayaan hayati yang ada di kebun raya untuk kepentingan pengobatan pasien COVID-19. Menurut Handoko, saat ini sedang dilakukan uji klinik terhadap 2 formula obat herbal yang akan digunakan untuk pasien COVID-19 dengan skala ringan. Formula yang dipakai adalah formula herbal berbasis cordyceps (sejenis jamur), dan formula diteliti dari campuran jahe, meniran dan sambiloto. Uji klinik dilakukan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta.

“Direncanakan akan selesai pada akhir bulan ini sehingga hasilnya kemungkinan besar kami berharap bisa dirilis pada awal-awal Agustus semoga bisa selesai,” ujar Handoko.

sumber: https://www.dw.com/id/kebun-raya-indonesia-posisi-strategis-dan-ancaman-kepunahan-di-dalamnya/a-54209120

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement