Kamis 16 Jul 2020 20:23 WIB

Indonesia Jadi Negara dengan Investasi Keamanan Siber Terbesar

Palo Alto Networks mengumumkan hasil studi terbaru.

Rep: Andi Hana (swa.co.id)/ Red: Andi Hana (swa.co.id)
.
.

Palo Alto Networks mengumumkan hasil studi terbaru yang mengkaji perilaku bisnis di negara-negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Singapura, Filipina, dan Thailand, terhadap keamanan siber.

Dari Februari 2020 hingga saat ini, terlihat adanya konsistensi kenaikan nilai investasi keaman siber di negara-negara tersebut. Indonesia mencatat kenaikan nilai investasi terbesar yaitu 84% atau dapat dikatakan 4 dari 5 perusahaan di Indonesia menyatakan telah meningkatkan anggaran mereka untuk keamanan siber pada kurun waktu tersebut (sebelum terjadinya pandemi COVID-19.

Dari total responden, sebanyak 44% perusahaan yang disurvei menyatakan bahwa mereka telah mendedikasikan lebih dari setengah anggaran TI mereka untuk keamanan siber sebagai bentuk respons atas meningkatnya volume maupun kecanggihan serangan siber.

Country Manager Palo Alto Networks Indonesia, Surung Sinamo mengatakan pihaknya antusias melihat makin tingginya kesadaran perusahaan-perusahaan di Indonesia terhadap keamanan siber.

“Namun, sehubungan dengan terjadinya pandemi COVID-19, saat ini bisnis perlu untuk menavigasi risiko-risiko baru yang ditemukan akibat kerja jarak jauh atau munculnya ancaman-ancaman baru yang memanfaatkan situasi COVID-19.”

Peranti-peranti dasar seperti anti-malware dan antivirusmenjadi perusahaan-perusahaan di Indonesia, persentasenya mencapai 76%. Namun berdasarkan pengamatan, prioritas beralih ke arah pengamanan deployment cloud, dan ini dibuktikan dengan adopsi cloud native security platforms  sebesar 61%, software-defined wide area networking (56%), dan next-generation firewalls (51%).

Sebanyak 92% perusahaan melaporkan melakukan peninjauan terhadap kebijakan keamanan siber dan prosedur operasi standar mereka minimal setahun sekali.

Perusahaan Indonesia memiliki advokasi yang kuat untuk transparansi dengan 92% mendukung pelaporan pelanggaran wajib. Sedangkan 83% perusahaan juga melakukan pemeriksaan terhadap komputer-komputer minimal sebulan sekali untuk memastikan peranti lunak pada komputer-komputer tersebut masih up to date.

Meskipun investasi awal meningkat, hanya 52% dari perusahaan-perusahaan Indonesia yang disurvei yakin dan percaya diri dengan langkah-langkah keamanan mereka. Kepercayaan terhadap sumberdaya manusia disoroti sebagai tantangan utama. Palo Alto melaporkan faktor manusia yaitu kesadaran karyawan mengambil porsi penting dalam keamanan siber yakni 54%, sementara pemahaman dari manajemen sebesar 40%.

“Perusahaan-perusahaan Indonesia tengah dihadapkan pada jenis-jenis serangan siber baru sepanjang tahun. Meskipun mereka sadar akan arti pentingnya penerapan higiene di lingkungan siber dasar, namun edukasi tentang keamanan siber saja belumlah mencukupi,” tegas Surung.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement