Kamis 16 Jul 2020 19:01 WIB

Siswa di Titik Blank Spot Jabar tak Bisa Belajar Virtual

Jawa Barat memiliki 1.300 titik blank spot yang memaksa siswa belajar offline.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nora Azizah
Jawa Barat memiliki 1.300 titik blank spot yang memaksa siswa belajar offline (Foto: ilustrasi belajar offline)
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Jawa Barat memiliki 1.300 titik blank spot yang memaksa siswa belajar offline (Foto: ilustrasi belajar offline)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan Jawa Barat (Jabar) memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR) pada semester ini. Namun, pelaksanaan PJJ di Jabar tidak bisa dilaksanakan secara menyeluruh bagi siswa yang berada di wilayah blank spot.

Saat ini, Jabar memiliki sekitar 1.300 titik blank spot sehingga siswa mengalami kesulitan akses. Hal ini membuat para siswa terpaksa melaksanakan sistem belajar offline.

Baca Juga

Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi, mengatakan, 1.300 titik tersebut berada di daerah utara dan selatan Jabar. Rata-rata kawasan tersebut berupa hutan.

"Rata-rata memang berada di kawasan hutan. Jadi mau operator apa pun juga tidak akan ada sinyal di daerah itu," ujar Dedi kepada wartawan, di Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kamis (16/7).

Dedi mengatakan, untuk daerah tersebut masih menggunakan modul pembelajaran. Modul yang sudah disiapkan Disdik dikirimkan PT Pos ke setiap rumah siswa.

"Kita kerja sama dengan PT Pos untuk membagikan modul tersebut," katanya.

Menurutnya, para guru nantinya akan mengumpulkan para siswa di daerah tersebut untuk bertemu dan melaksanakan KBM. Guru akan menjelaskan menggunakan infocus dan pembelajaran komunikatif lainnya.

Di sisi lain, pihaknya sudah melakukan survei terkait KBM Online. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa orang tua dan siswa memang merasa terbebani dengan kuota internet. Oleh karena itu, anggaran dari BOPD bisa digunakan untuk pembelian kuota internet bagi siswa.

"Selama pengalaman sistem daring semester lalu, bahwa tugas memang seringnya membebani siswa. Oleh sebab itu, materi pembelajaran daring saat ini harus konseptual dan kontekstual, tidak monoton," katanya.

Selain itu, kata dia, kemampuan belajar siswa secara online hanya sekitar 2-4 jam. Maka hal ini harus menjadi pertimbangan para pendidik. Selama ini, tidak ada sekolah yang melakukan KBM tatap muka, sebab keselamatan dan kesehatan siswa yang diutamakan.

"Masih ada indikator yang belum dilaksanakan seluruhnya oleh sekolah dalam menekan penyebaran Covid-19 ini. Jadi belum ada sekolah yang melaksanakan KBM tatap muka, sekalipun di zona hijau seperti Kota Sukabumi," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement