Kamis 16 Jul 2020 18:30 WIB

Banyaknya Pasien Tanpa Gejala Jadi Kewaspadaan Baru

Positif Covid-19 tanpa gejala diminta menjalankan isolasi mandiri secara ketat.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Foto: BNPB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar kasus positif Covid-19 yang muncul Indonesia diketahui adalah pasien tanpa gejala atau asimtomatik. Hal ini pula yang membuat tingkat hunian rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 tidak mengalami lonjakan kendati jumlah kasus positif terus meningkat dengan angka harian yang tinggi.

Tak hanya tingkat hunian rumah sakit yang relatif stabil, banyaknya pasien Covid-19 tanpa gejala juga membuat tren pasien yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19 juga ikut menurun. Tapi di luar itu semua, banyaknya pasien tanpa gejala ternyata merupakan fenomena yang perlu diwaspadai.

"Namun ini menjadi kewaspadaan karena mereka harus isolasi ketat. Karena kalau tidak jadi sumber penularan," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam keterangan pers, Kamis (16/7).

Yurianto menjelaskan, orang-orang yang dinyatakan positif Covid-19 dan tidak mengalami gejala apapun diminta untuk menjalani isolasi mandiri secara ketat. Mereka pun diminta tidak menyepelekan Covid-19 meski tidak merasa sakit atau gejala apapun.

Alasannya, bila si pasien tanpa gejala ini abai dan melakukan kontak dengan orang lain yang rentan, maka penularan Covid-19 menjadi berisiko tinggi. Kelompok rentan adalah orang berusia lanjut dan orang yang memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas seperti asma, penyakit jantung, hipertensi, diabates, atau penyakit lainnya.

Hari ini pemerintah merilis ada penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 1.574 orang dalam 24 jam terakhir. Dari jumlah tersebut, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan angka kasus baru harian tertinggi yakni 312 orang.

Menyusul kemudian Jawa Tengah dengan 214 kasus baru, Jawa Timur dengan 179 kasus, Sulawesi Selatan dengan 178 kasus, dan Kalimantan Selatan dengan 133 kasus.

Dengan penambahan kasus hari ini, maka angka kumulatif kasus positif Covid-19 di Indonesia menyentuh 81.668 kasus.

Yuri menyebutkan, hasil identifikasi epidemiologi menunjukkan bahwa penambahan kasus Covid-19 paling banyak terjadi di lingkungan kerja yang kualitas sirkulasi udaranya buruk. Risiko penularan semakin tinggi bila ruangan kerja hanya bergantung pada sistem pendingin ruangan tanpa ada sirkulasi.

"Apalagi kalau kurang disiplin jaga jarak. Dan menganggap karena berada di ruang kerja yang sudah akrab maka gunakan masker tidak perlu," kata Yurianto.

Yurianto pun kembali mengingatkan agar masyarakat mengenakan masker saat berkegiatan di luar rumah, terlebih di tempat kerja. Hal ini menyusul hasil kajian di atas yang menyebutkan bahwa tempat kerja menjadi tempat penularan paling ampuh. 

"Sekalipun di kantor dengan orang yang sudah terbiasa bertemu, kita harus ingat bahwa mereka berasal dari lingkungan dan risiko yang berbeda dengan kita," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement