Kamis 16 Jul 2020 17:20 WIB

Kecewa Putusan Inggris ke Huawei, China: Kalian Bakal Rugi

Kecewa Soal Putusan Inggris ke Huawei, China: Kalian Bakal Rugi

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kecewa Soal Putusan Inggris ke Huawei, China: Kalian Bakal Rugi!. (FOTO: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian)
Kecewa Soal Putusan Inggris ke Huawei, China: Kalian Bakal Rugi!. (FOTO: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor

China memperingatkan Inggris kerugian investasi yang bakal negara itu rasakan jika benar-benar memboikot Huawei dari pengembangan jaringan telekomunikasi kelima (5G).

Sekadar informasi, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson memerintahkan penghapusan teknologi Huawei dari jaringan 5G pada akhir 2027 akibat tekanan dari Amerika Serikat (AS). Asal tahu saja, Donald Trump mengharuskan negara-negara yang ingin berbisnis dengan AS memblokir Huawei.

Namun, China yang ekonominya lima kali lebih besar dari Inggris mengultimatum kerugian investasi yang bakal Inggris rasakan akibat keputusan itu. “Kini saya akan mengatakan, keputusan itu tak cuma mengewakan, tetapi juga menyakitkan,” ujar Duta Besar China, Liu Xiaoming, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (16/7/2020).

Baca Juga: Operator Inggris: Negara Bakal Rugi Jika Copot Teknologi Huawei!

Baca Juga: Twitter Miliarder & Tokoh Politik Di-Hack, Kini Akunnya Sudah ...

Menurut Xiaoming, keputusan Inggris mencampakkan Huawei bakal memengaruhi investasi perusahaan-perusahaan asal China ke depannya. Sebab, Huawei merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi besar di Negeri Tirai Bambu.

Ia menambahkan, “cara Anda memperlakukan Huawei dipantau oleh bisnis China lainnya. Akan sulit bagi bisnis lain untuk percaya dan melakukan lebih banyak investasi (di Inggris).”

Saat Inggris bersiap meninggalkan Uni Eropa, kecemasan terhadap keamanan Huawei telah memaksa Johnson untuk mengambil keberpihakan antara AS dan China. Mengutip Reuters, Kementerian Luar Negeri China menyebut Inggris sebagaii negara kecil yang kini patuh kepada AS.

“Apakah Inggris ingin mempertahankan status independennya atau menjadi pengikut AS?” kata salah satu Juru Bicara Kemenlu AS, Hua Chunying lalu menambahkan, “keamanan investasi China di Inggris kini sangat terancam.”

Padahal, Inggris semakin bergantung pada impor China. Sekitar 9% dari total impor pada 2018 (54 miliar dolar), berasal dari China. Angka itu dua kali lipat lebih besar daripada 15 tahun sebelumnya.

Di sisi lain, perusahaan-perusahaan Inggris juga makin giat menanamkan modal di China. Pada 2013-2018, investasi perusahaan Inggris lebih banyak dua kali lipat, dengan total nilai 16 miliar pound.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement